10 April 2025

Get In Touch

Perempuan Indonesia Merajai Ekonomi Kreatif

Perempuan Indonesia Merajai Ekonomi Kreatif

Surabaya – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendorong agarperempuan terus termotivasi untuk maju dan memberikan kontribusi bagi bangsadan negaranya. Hal ini seiring dengan peran dan kontribusi perempuan di kancahglobal yang terus meningkat dan bahkan merajai dunia ekonomi kreatif.

Di HariPerempuan Internasional atau International Woman’s Day yang diperingati tepathari ini, Minggu (8/3/2020), Khofifah menyatakan bahwa di era industri 4.0  perempuan Indonesia memiliki kontribusi besarkhususnya di industri ekonomi kreatif dan cenderung mendominasi dari segitenaga kerja dibandingkan tenaga kerja laki-laki.

“Tenaga kerjaperempuan Indonesia tercatat terus mendominasi di bidang ekonomi kreatif. Sejaktahun 2011 hingga 2016, proporsi tenaga kerja perempuan terus mendominasidibandingkan tenaga kerja laki-laki di bidang industri ekonomi kreatif,” kataKhofifah.

Peningkatantersebut bisa dilihat pada 2011 nilai kontribusi perempuan di dunia ekonomikreatif mencapai Rp 581,54 trilliun. Hingga di tahun 2017 kontribusi perempuandi dunia ekonomi kreatif Indonesia mencapai Rp 1000 trilliun. Hal inimenunjukkan bahwa perempuan merajai bidang ekonomi kreatif di Indonesia.

Begitu jugapartisipasi perempuan di bidang Science (Sains), Technology (Teknologi),Engineering (Teknik) and Mathematics atau yang dikenal  dengan STEM. Berdasarkandata dari Unesco, sejatinya partisipasi perempuan di berbagai universitas diIndonesia yang mengambil bidang STEM sudah cukup tinggi.

Diamencontohkan pada bidang Matematika, terlihat bahwa partisipasi perempuan diuniversitas mencapai 57,7 persen, kemudian untuk Kimia mencapai 66,8 persen,lalu untuk Kedokteran mencapai 73 persen. Serta untuk bidang Biologipartisipasi perempuan di dunia kampus mencapai 80,7 persen, dan bidang Farmasimencapai 88 persen.

“Ciri darinegara maju diantaranya dilihat dari partisipasi masyarakat  di bidang Science (Sains), Technology (Teknologi),Engineering (Teknik) and Mathematics atau STEM. Jika partisipasi perempuan di bidang STEM tinggi maka negaratersebut dapat  dikatakan semakin maju,”tegas Khofifah.

Meskipartisipasi perempuan yang mengambil jurusan di bidang STEM tinggi saat dibangku kuliah, akan tetapi partisipasi tersebut menurun drastis saat masuk kedunia profesional.

Masih darisumber data yang sama, di dunia industri STEM, hanya dua dari sepuluh perempuanmemilih berkarir secara profesional. Dan hanya tiga dari sepuluh perempuan yangmenjadi peneliti di dunia STEM.

Hal tersebutdikarenakan 61 persen perempuan masih memikirkan stereotipe gender saat mencarikerja. Kemudian sebanyak 50 persen perempuan tidak tertarik berkarir di bidangSTEM karena kuatnya sentimen dominasi laki-laki. Dan sebanyak 45 perempuanpercaya bahwa STEM tidak sesuai untuk perempuan.

“Sedangkanpendorong perempuan mengejar karir di bidang STEM ada beberapa faktor.Diantaranya dukungan orang tua, adanya beasiswa, adanya role model di bidangSTEM dan juga adanya dukungan dari institusi dan sekolah,” tegas Khofifah.

Oleh sebabitu, di era yang kian maju, Khofifah mendorong agar perempuan terusberkontribusi untuk negeri. Terlebih di era yang serba teknologi, kiniperempuan tak lagi dibatasi dengan stigma bekerja harus meningggalkankewajibannya sebagai istri maupun ibu dalam rumah tangga. Bekerja bisadilakukan dimana saja dan kapan saja.

“Perempuanharus terus berpikiran maju dan bergerak maju. Perempuan tetap bisa menjagaharkat dan martabatnya tapi di sisi lain juga tetap bisa memberikan dedikasidan kontribusi di bidang yang mereka gemari. Selamat Hari PerempuanInternasional,” pungkas Khofifah. (ufi/hms)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.