
PALANGKA RAYA (Lenteratoday) – Jika dikaji lebih jauh, potensi pajak yang berasal dari Pajak Air Permukaan (PAP) masih sangat menjanjikan dan benilai besar jika dikelola secara serius.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Subandi mengatakan PAP memiliki potensi yang besar untuk menambah PAD mengingat saat ini sudah demikian banyaknya korporasi dan industri yang beroperasi di wilayah Kalteng. Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya bergerak dalam bidang perkebunan, pertambangan maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah bisa dipastikan menggunakan air permukaan dalam jumlah besar.
"Pajak Air Permukaan dinilai berpotensial untuk menambah PAD karena secara rata-rata perusahaan atau industri pasti menggunakan air permukaan cukup besar yang biasanya bersumber dari sungai, danau maupun sumber lainnya,” papar Subandi, Senin (3/1/2022).
Menurut Subandi, dibalik potensinya yang sangat besar, sangat disayangkan karena PAP belum dikelola secara maksimal.
Selain itu Ia menambahkan, hal ini disebabkan antara lain karena Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kalteng maupun Samsat sebagai ujung tombak pengumpulan pajak, sampai saat ini belum memiliki SOP yang baku terkait parameter penghitungan penggunaan air.
“Pihak terkait belum memiliki SOP yang baku mengenai tata cara penghitungan dan pelaporan PAP, hal inilah yang menyebabkan pihak perusahaan sebagai wajib pajak juga belum sepenuhnya bisa memahami dan taat pada PAP," ungkapnya.
Lebih lanjut Subandi menyarankan agar pihak terkait melakukan sosialisasi lebih gencar ke perusahaan- perusahaan, terlebih swasta, tentang adanya Peraturan Daerah (Perda) nomor 26 tahun 2015 tentang tata cara pemungutan Pajak Air Permukaan.
Ia melanjutkan, dengan mengetahui dan memahami mengenai Perda 26 tahun 2015, diharapkan semakin banyak perusahaan-perusahaan yang sadar dan taat pajak, termasuk PAP.
"Dengan lebih giat mensosialisasikan PAP, perusahaan-perusahaan akan menyadari dan memahami kewajibannya terhadap PAP, dengan demikian diharapkan PAD dari sektor ini juga akan meningkat,” pungkasnya.
Reporter : Novita
Editor : Endang Pergiwati