
Arifin BH, Pimpinan Redaksi Lenteratoday
Semua pihak harus bersatu mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia. Penularan mitigasi virus itu mutlak dicegah!
Paling utama adalah meningkatkan kesadaran kolektif warga dengan membatasi aktivitasnya. Kesadaran kolektif warga harus dibangun. Untuk meminimalkan risiko.
“Mari menggerakkan semua kekuatan kita. Musuh bersama kita, virus (penyebab) Covid-19. Jaga yang sehat agar tetap sehat dan yang sakit harus disembuhkan,” kata Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, di Jakarta (Senin, 16/3/2020).
Terpisah, Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan agar penggunaan anggaran kerja kementerian dapat diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pandemi global virus corona. Hal itu disampaikan dalam rapat melalui telekonferensi Kabinet Indonesia Maju.
Presiden mengungkapkan, salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah dengan menahan alokasi anggaran bagi kegiatan-kegiatan perjalanan dinas maupun pertemuan-pertemuan yang harus dikurangi di saat adanya wabah tersebut.
“Anggaran-anggaran yang berkaitan dengan paket-paket perjalanan dinas dan pertemuan-pertemuan yang tidak perlu ini agar ditahan terlebih dahulu sehingga anggaran yang ada itu diarahkan sebesar-besarnya untuk menolong masyarakat, buruh, petani, nelayan, pekerja, dan usaha mikro dan kecil,” ujarnya, seperti dikutip LenteraToday.
Deteksi dini, pelacakan, tes cepat, isolasi, perawatan, mobilitas sumber daya, dan kerja sama warga menjadi langkah efektif menangkal laju kasus baru.
Pemkot Surabaya menggelar rapat penanganan virus corona di Gedung Sawunggaling, Surabaya. Seluruh peserta dan undangan yang hadir wajib menggunakan masker.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, acara ini diadakan untuk membuat protokol kesehatan di masing-masing instansi/perusahaan di Kota Surabaya. Hal itu dilakukan agar bisa menekan angka penyebaran virus corona.
"Jadi yang diundang macam-macam, ada dari pihak transportasi, dari pengusaha itu, ada pengusaha hiburan malam juga, ada pengusaha hotel, ada wali murid ada anak-anak sekolah," kata Risma usai acara di Gedung Sawunggaling Surabaya, Senin kemarin.
Risma mencontohkan, penerapan protokol kesehatan. Seperti ketika ada pekerja/pegawai instansi yang tengah mengalami gejala demam, batuk, pilek, maka pekerja/pegawai tersebut tidak boleh bekerja dan harus segera tinggal di rumah.
Risma beralasan bahwa dirinya mengumpulkan banyak pihak saat ini untuk melakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran corona. Agar Kota Surabaya tidak sampai lockdown.
"Mangkanya kita lalukan pencegahan ini, membuat protokol supaya tidak tertular. Karena kalau itu lock down, ekonomi bisa kolaps, itu malah jauh lebih berat. Karena tidak semua orang pendapatannya tiap bulan, ada yang harian, dan itu bahaya kalau enggak berjalan ekonomi. Mangkanya itu kita lakukan koordinasi hari ini," jelasnya.
"Kenapa kita ngotot koordinasi hari ini, sebetulnya kan kita sudah disarankan tidak ada pertemuan. Tapi kan saya harus lakukan ini. itu untuk membuat protokol di masing-masing unitnya sekitar mereka. Sehingga itu diharapkan pencegahannya bisa lebih efektif dari pada tidak ada sama sekali penyesuaian protokol tadi," pungkasnya.
Peran warga untuk terlibat aktif menjaga diri dan komunitas akan memberi dampak signifikan pada aneka kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau otoritas kesehatan (*).