20 April 2025

Get In Touch

Ketua TP PKK Surabaya Bakal Upayakan Terbaik untuk Belita Berkelamin Ganda

Yuliani (34) ibu Laila, balita berkelamin ganda, saat berada di rumahnya.
Yuliani (34) ibu Laila, balita berkelamin ganda, saat berada di rumahnya.

SURABAYA (Lenteratoday) – Balita Laila Fitriyah mengalami nasib yang berbeda dengan bayi pada umumnya. Anak dari pasangan Surahman (41) dan Yuliani (34) mempunyai kelainan berkelamin ganda sejak lahir pada Maret 2020 lalu. Hal itu diketahui saat orang tua (Laila) kontrol ke Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya.

Mendengar kabar tersebut Istri Wali Kota Surabaya yang juga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Rini Indriyani, langsung berkunjung ke rumah keluarga Surahman, Jumat (4/2/2022). Keluarga Surahman tinggal di Surabaya sejak 2009, di rumah petak 3x3, dan dikaruniai dua anak Siti Aminah (12) duduk di bangku SD dan Laila Fitriyah (23 bulan).

“Kami setelah mendapat kabar dan betul, kasihan dengan adik Laila ini. Usianya masih 23 bulan. Kami, akan mengupayakan yang terbaik untuk adik (Laila) ini. Adik ini suka makan, minum susu, namun ada gangguan di pencernaannya. Jadi, kita akan optimalkan dulu penyembuhan pencernaan, karena itu untuk nutrisi pertumbuhannya,” kata Rini di depan rumah keluarga Surahman di jalan Tanjungsari Jaya Bhakti, Sukomanunggal, Surabaya.

Menurut dokter di RSU Dr. Soetomo Surabaya, operasi dan penentuan kelamin Laila bisa dilakukan minimal ketika berat badan 10 kg. Saat ini berat badan Laila masih 5,4 kg.

Sampai saat ini Laila harus mengonsumsi obat seharga 400rb karena tidak memiliki BPJS, sebelum akhirnya di data Dinsos sebagai golongan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Terdapat 2 obat yang wajib diminum Laila dalam 3x sehari sesuai anjuran dokter di Dr. Soetomo Surabaya, guna menurunkan risiko efek samping dari kelamin gandanya, karena beberapa kondisi sering ekstraksi kelamin laki-laki keluar, hal ini membuat Laila mengalami gelisah beberapa saat.

Ketika berpamitan, Rini mengatakan akan mengoptimalkan proses penyembuhan pencernaan adik Laila dulu baru selanjutnya proses kelaminnya. Karena untuk ke operasi penentuan kelamin dibutuhkan daya tubuh yang fit dan sehat sebagai nutrisi, agar nantinya tidak mengancam nyawa sang anak.

“Kami juga berterima kasih kepada masyarakat sekitar, RT, RW, Lurah, dan lainnya yang sudah mau peduli dan rasa empati dengan nasib yang dialami keluarga Bapak Surahman. Karena sifat inilah yang bisa menjadikan Surabaya lebih baik, sifat tolong menolong dengan sesama,” tutup Rini. (*)

Reporter: Ryan

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.