
Surabaya- Meski pemerintah memastikan ketersediaan masker, disinfektanhingga vitamin, namun ‘panic buying’ masih terjadi di masyarakat.
Di Surabaya misalnya, kekosongan masker di beberapa Apotektersebut sudah berlangsung sekitar 1 sampai 2 minggu terakhir. Dari pantauanbeberapa Apotik yang tersebar di wilayah Surabaya untuk ketersediaan Masker danHand Sanitizer memang stoknya habis.
“Dari beberapa apotik yang berhasil dikunjungi, memang adakelangkaan masker dan Hand Sanitizer, bukan karena ditimbun oleh apotik tetapimemang tidak ada kiriman dari distributor,” ungkap Rina, apoteker K24Semolowaru, Rabu (18/3).
Menurut Rina selaku apoteker, kelangkaan dua barang yangpaling dicari di Surabaya , khususnya daerah Semolowaru , karena kepanikanmasyarakat dalam menyikapi maraknya penyebaran pandemi virus corona atauCovid-19.Warga juga memborong vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
Hal sama juga dialami Apotek Kimia Farma, penjualan vitamindi apotek tersebut mengalami peningkatan yang sangat tinggi hingga 80 persen.“Untukpembelian vitamin memang dipilih warga karena sangat membantu menjaga dayatahan tubuh dan sebagai pencegahan seiring dengan merebaknya virus corona,”ungkap Desi selaku apoteker.
Asisten Apoteker Kimia Farma, Estisan mengatakan bukan hanyastok masker yang habis tetapi juga hand sanitizer karena tingginya permintaanmasyarakat.Lantaran banyaknya permintaan masyarakat dan kekhawatiran merekamasuknya virus corona, banyak masyarakat beralih untuk mengonsumsi vitamin dayatahan tubuh.
“Jadi karena masker habis, kami kasih mereka solusi dansaran untuk kasih vitamin daya tahan tubuh saja. Karena kalau nunggu maskertidak tahu kapan datangnya. Masyarakat nanya ke sini. Itu lah mungkin yang bisakami bantu ke mereka,” ujar Estian.
Sementara di Jakarta, satu pekan terakhir, harga maskermerek Sensi di Pasar Pramuka, Jakarta Timur misalnya sempat tembus Rp500.000/box isi 50 lembar. Berdasarkan keterangan salah seorang pembeli diPasar Pramuka, harga masker Sensi yang ia beli sempoat turun ke Rp 250.000/box.Akan tetapi, mulai hari Minggu (15/3), harga naik lagi menjadi Rp 350.000/box.
"Sabtu saya beli masker isi 50 lembar itu Rp 250.000. sekarangharganya sudah naik lagi jadi Rp 350.000," ungkap pembeli tersebut.
Lonjakan harga juga terjadi pada disinfektan atau handsanitizer. Pada hari Sabtu lalu itu, ia juga membeli hand sanitizer ukuran 60mililiter (ml) seharga Rp 25.000. Namun, keesokan harinya harga sudah naik menjadiRp 38.000-50.000/botol. Kemudian, harga disinfektan gel ukuran 250 ml juganaik. Ia yang awalnya membeli seharga Rp 135.000/botol, keesokan harinya sudahtembus Rp 180.000/botol.
Kondisi serupa terjadi di Bangkalan, Madura. Vida, petugasApotek Indah 2 di Jalan KH Moh. Kholil, mengutarakan, masker dan antis sudahhabis tiga hari lalu. ”Banyak yang cari, tapi memang tidak ada. Kami jugaberusaha menjual, tapi tidak pernah kedapatan stok,” tuturnya.
Di Apotek Bu Haji di Jalan Trunojoyo juga kehabisan maskerdan antis. ”Efeknya memang cukup besar. Banyak pelanggan yang pulang saat tahutidak memiliki stok masker dan antis,” kata Puput Rukmini, petugas apotektersebut.
Koordinator Kimia Farma Bangkalan Yayuk membenarkan, kenaikanharga masker itu disebabkan berkurangnya stok. Sedangkan permintaan cukuptinggi.”Kemungkinan terbesar alasannya memang karena dampak dari virus koronamembuat masyarakat lebih sering memakai masker untuk menjaga agar tidaktertular,” katanya.
Yayuk mengakui, selama tiga bulan terakhir, stok maskerterus berkurang. Untuk saat ini, Bangkalan kemungkinan sudah mendapatkan jatah.Pembelian dibatasi. Setiap orang hanya dapat membeli satu masker. ”Ini sebagaiupaya agar tidak lagi kekurangan masker sehingga semua bisa memakainya.Harganya per biji Rp 2.000–2.500,” ujarnya.
Untuk antiseptik, kata Yayuk, saat ini seluruh apotek diBangkalan sedang mengalami kekurangan stok. Jika pun ada, kemungkinan itu yangbermerek. Harganya bergantung pada setiap merek dan kemasan.
Sebelumnya, harga antiseptik 500 mililiter Rp 30 ribu. Tapi,sekarang harganya mencapai Rp 70 ribu. Bahkan sampai Rp 120 ribu per 500mililiter. ”Kami tidak menjualnya karena barangnya cukup langka dan mahal. Kamimengutamakan vitamin dan obat penguat imun saja,” terangnya.(ist,ins)