20 April 2025

Get In Touch

Gerak Cepat, BPBD Kota Kediri Kembali Aktifkan Tempat Isoter Covid-19 per 8 Februari 2022

Gedung eks BLK, Jl Himalaya, Kota Kediri yang difungsikan sebagai tempat isoter Covid-19 dan sudah ditutup dengan melandainya kasus positif, per 8 Februari 20222 BPBD mengoperasionalkan kembali.
Gedung eks BLK, Jl Himalaya, Kota Kediri yang difungsikan sebagai tempat isoter Covid-19 dan sudah ditutup dengan melandainya kasus positif, per 8 Februari 20222 BPBD mengoperasionalkan kembali.

KEDIRI (Lenteratoday) - Pemkot Kediri bergerak cepat dalam upaya antisipasi gelombang ketiga Covid-19. Salah satunya yang sudah diwujudkan adalah pengoperasionalan kembali tempat isolasi terpusat (isoter). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan mulai mengoperasionalkan tempat isoter di eks Gedung BLK, Jl Himalaya per, 8 Februari 2022.

Kepala BPBD Kota Kediri, Indun Munawaroh, menegaskan sesuai aturan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk warga yang terkonfirmasi positif dan harus dirawat diiIsoter adalah pasien dengan gejala ringan.

“Kalau bergejala sedang dan berat harus dirujuk di rumah sakit, kalau Orang Tanpa Gejala (OTG) cukup melakukan isolasi mandiri di rumah. Aturan Kemenkes itu sudah dikuatkan melalui SOP yang disusun Dinas Kesehatan Kota Kediri,” tegas Indun.

Kapasitas ruang Isoter milik Pemkot Kediri menampung sebanyak 136 orang, dengan fasilitas penunjang perawatan seperti ruang terbuka untuk berolahraga, ruang karaoke, toilet, kebutuhan makan dan minum, akses wifi, ketersediaan obat-obatan dan alat medis, serta petugas yang siaga 24 jam.

“Menghadapi lonjakan pasien di gelombang Omicron ini, kami melakukan penambahan tempat tidur untuk penanganan lansia. Berdasarkan pengalaman saat menghadapi gelombang delta, para lansia perlu penanganan khusus, jadi kita sudah siapkan ruangan khusus untuk lansia,” terang Indun.

Data yang dirilis BPBD Kota Kediri per 10 Februari, terdapat 16 pasien Covid-19 menjalani perawatan di isoter.

“Motto kita adalah bencana selalu menjadi urusan bersama, sinergitas antar-stakeholder (pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media) harus kita jalankan dan Alhamdulillah sinergitas pentahelix itu berjalan dengan baik untuk penanganan Covid-19 dan sudah teruji pada waktu gelombang delta kemarin,” kata Indun.

Indun mengimbau kepada masyarakat yang mengalami gejala-gejala yang mengarah pada Covid-19 segera melakukan pengecekan kesehatan ke fasilitas kesehatan (Faskes) terdekat. Melalui hasil tracing tersebut, Puskesmas berwenang untuk merujuk warga positif Covid-19 ke lokasi-lokasi isolasi berdasarkan gejala yang dialami. “Jadi hasilnya berdasarkan pemeriksaan pihak Puskesmas yang akan menentukan apakah dirawat di Isoter, RS, atau cukup isolasi mandiri,” ucapnya.

Pihaknya mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat meskipun varian Omicron tidak seganas varian Delta. “Untuk masyarakat tidak usah terlalu panik tetapi tetap waspada. Tetap mengedepankan prokes, kurangi aktifitas di luar kalau tidak urgent tidak usah karena penyebaran Covid-19 karena aktivitas di luar,” pungkasnya.

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Endang Pergiwati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.