Sejuta Cerita Universitas Brawijaya: Ada Lulusan Jadi Pimpinan Microsoft, Ada Juga yang Sedang Berjuang Meraih Cita-cita

Universitas Brawijaya (UB) merupakan salah satu perguruan tinggi top di Indonesia dan selalu menjadi ‘buruan’ para calon mahasiswa. Banyak cerita perjuangan dan sukses yang tertulis di kampus yang berlokasi di Kota Malang ini. Dharma Simorangkir misalnya, Presiden Direktur baru untuk Microsoft operasional Indonesia adalah lulusan UB. Ada juga cerita kerja keras Vicky Firmansyah yang awalnya pesimistis bisa memakai almamater ‘Biru Tua’. Berikut sekelumit ceritanya.
Universitas Brawijaya, Sabtu (12/2/2022) menggelar Wisuda Periode VII. Deretan mahasiswa dengan prestasi luar biasa akhirnya resmi dinyatakan lulus. Sebenarnya banyak cerita sukses yang tertoreh di kampus tersebut.
Dharma Simorangkir yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur baru Microsoft operasional Indonesia ternyata lulusan Universitas Brawijaya, Malang. Pada tanggal 7 Februari 2022 Microsoft secara resmi mengumumkan posisi Dharma.
Dharma membawa 20 tahun pengalaman bisnis dan pengetahuan industri untuk mendorong pertumbuhan serta akselerasi transformasi digital Indonesia, developer dan ekosistem startup, bisnis enterprise, usaha kecil dan menengah, sektor publik, serta sektor industri vertikal yang krusial.
Penunjukkan ini pun akan semakin memperkuat dukungan Microsoft terhadap pencapaian Indonesia Maju melalui Indonesia Digital.Dharma bergabung dengan Microsoft dari Telkomsel di mana Dharma menjabat sebagai Senior Vice President dan mengelola bisnis enterprise.
Selama masa jabatannya, Dharma berhasil mengembangkan bisnis dengan berfokus pada kebutuhan pelanggan, dan melakukan transformasi organisasi dengan membangun pola pikir tim.Sebelum di Telkomsel, Dharma memegang posisi kepemimpinan di Honeywell, Ericsson, Nokia Siemens Networks, Huawei, dan ikut membangun sebuah mobile digital start-up.
Di Microsoft, Dharma akan bertanggung jawab untuk mempercepat transformasi digital Indonesia melalui adopsi cloud, membantu bisnis di Indonesia untuk membangun ketahanan dan keterampilan digital mereka sambil terus menghadapi pandemi, serta memberdayakan perusahaan dan start-up dengan sarana untuk mengembangkan inovasi.
“Dharma membawa pengalaman yang luas, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam untuk membangun tim yang sukses. Saya menantikan bekerja dengan Dharma dan seluruh tim di Microsoft untuk membantu pelanggan kami mencapai ambisi digital mereka, serta memberdayakan masyarakat. Hal ini, selain pusat data baru sebagai bagian dari inisiatif Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia, memperkuat peluang yang terbuka bagi Indonesia, oleh masyarakat Indonesia, dengan Microsoft.” ujar Presiden Microsoft Asia Pasifik, Andrea Della Mattea.
Bagi Dharma, ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk membantu Indonesia mencapai Indonesia Maju melalui Indonesia Digital.“Saya menantikan bagaimana saya bersama Microsoft dapat berkontribusi lebih besar terhadap transformasi digital Indonesia, mengembangkan setiap industri, dan menciptakan dampak bagi masyarakat, dengan membawa 40 tahun pengalaman Microsoft dan pola pikir inovasi organisasi yang luar biasa. Bersama, kita akan semakin membangun kesuksesan Indonesia melalui ekosistem digital, dengan menciptakan talenta digital, serta meningkatkan kemampuan digital setiap organisasi. Semua ini akan dilakukan atas dasar transparansi serta kepercayaan,” ujar alumni Teknik Elektro , Universitas Brawijaya tahun 1998 ini.
Dharma lulus dari Universitas Brawijaya dengan gelar Sarjana Teknik Elektro dan memiliki gelar Master of Business Administration dari IPMI International Business School.
Vicky yang Tak Patah Arang
Ada juga cerita dari Vicky Firmansyah, mahasiswa semester 4 jurusan Teknik Elektro di Universitas Brawijaya. Di usianya yang baru 19 tahun dia menggantung impiannya untuk membanggakan kedua orangtuanya.

Meski dari keluarga pra-sejahtera namun ia percaya, mimpinya untuk berkarya tak akan terhalang oleh status sosial. Vicky yang lulusan SMK mengaku sempat gentar untuk bisa masuk ke perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia itu.
“Tadinya memang sempat ragu ya, karena kan saya dari SMK. Pas awal daftar ke UB iseng-iseng aja. Saya pikir, ya udah kalau tidak keterima. Apalagi di sekolah saya aja (satu angkatan,red) tidak ada yang masuk UB. Tapi ternyata masuk, Alhamdulillah. Dan sampai sekarang masih seperti mimpi, tidak menyangka,” terangnya saat ditemui Sabtu (12/2/2022).
Walaupun awalnya ia tak pernah membayangkan dirinya menjadi seorang engineer, tapi ia kini menikmati prosesnya. “Dulu saya cita-citanya itu jadi dokter, tapi kayaknya jalannya memang jadi engineer. Jadi sekarang saya malah menikmati proses,” tuturnya.
Sistem informatika dan jaringan membawanya jatuh cinta pada pembuatan software robotic. Meski mengaku tak lama bergelut di bidang robotic, namun ia ingin nantinya ini bisa menjadi bekal untuk masa depan.
Sekitar 6 bulan lamanya ia menggeluti robotic. Meneliti dan belajar membuat software robotik memang bukan hal yang gampang. Perlu kesabaran dan keahlian dalam mendalami bidang ini. “Bekal dasar memang sudah ada. Tapi yang namanya robotik ini kan bukan hal yang gampang. Jadi memang masih belajar,” kata Vicky.
Baginya pada zaman yang terus berubah ini, teknologi menjadi salah satu pilar paling penting dalam pertumbuhan zaman. “Peluang karir ke depan sangat luas, apalagi di industri 5.0 ini,” pungkasnya.
Sejak berkuliah, ia merasa banyak sekali berkembang, bertemu dengan jejaring yang luas, juga membantunya meningkatkan skill. “Jejaring jadi luas apalagi sejak masuk Hima (himpunan mahasiswa) robotik, jadi punya kesempatan untuk ikut lomba-lomba,” terang Vicky.
Semangatnya untuk meraih masa depan lebih baiklah yang menjadi motivasinya. Untuk diketahui, ayahnya merupakan pekerja serabutan. “Kadang narik ojek online, kadang berdagang. Sementara ibu murni di rumah tangga. Mengurusi rumah, dan sesekali membuat pesanan makanan atau kue jika tetangga ada hajatan,” katanya.
Kini orientasinya adalah mengangkat drajat orang tua, ia yang anak tunggal tak punya pilihan lain selain mengembalikan cinta kasih yang diterima dari kedua orang tuanya selama ini. “Doakan saya berhasil mewujudkan itu,” tutupnya. (adv)
Reporter: reka kajaksana|Editor: widyawati