
Surabaya - Virus Corona atau Covid 19 menjadi salah satu penyebab naiknya harga bahan pangan pokok salah satunya produk gula. Harga jual sebelumnya berada di angka 11-12 ribu rupiah per kilo, kini menjadi 17-18 ribu rupiah perkilo.
Kepala Dinas Peredagangan (Disperindag) Surabaya Wiwik Widayati, mengatakan jika kenaikan harga yang terjadi dikarenakan kelangkaan barang. Penyebabnya adalah virus corona sehingga para perusahaan gula susah untuk mengimpor.
“Kebutuhan gula Indonesia itu 6 juta ton. Produksi gula dua setengah sekian juta ton. Sisanya 4 juta ton yang harus impor. Karena ada situasi Covid-19 seperti ini, jadinya tidak lancar,” ujarnya, Kamis (19/3/2020).
Menindaklanjuti adannya hal ini, Wiwik sudah coba mendesak Menteri Perdagangan (Mendag) supaya memgeluarkan surat perizinan impor (SPI) gula, guna mengembalikan harga gula.
“Kita sudah dorong Mendag untuk keluarkan SPI. Lalu gula yang diimpor bentuknya rafinasi. Artinya masih perlu diolah lagi,” terangnya.
Wiwik membantah tudingan bahwa ada penimbunan gula. Sebab kenaikan gula merupakan imbas dari tidak adanya stok yang tersedia.
Sementara itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini terus berupaya menggalakkan pasar murah di Surabaya. Dirinya meminta Kadisperindag untuk mengupayakan pasar murah setidaknya satu hari di tiga titik Kecamatan.
“Warga juga tidak perlu khawatir dengan kebutuhan pokoknya sehari-hari, karena kami juga terus melakukan pasar murah untuk mencukupi kebutuhan warga,” pungkasnya. (ard)