
JAKARTA (Lenteratoday)- Jumlah korban jiwa dari gempa di Sumatera Barat kini mencapai 10 orang. Jumlah itu adalah hasil perhitungan dari wilayah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat.
"Kita pastikan sampai satu jam yang lalu, korban jiwa itu enam orang di Kabupaten Pasaman. Kita temukan satu lagi jenazah dari lima yang dilaporkan hilang," kata Bupati Pasaman, Benny Utama, dalam siaran jumpa pers via kanal YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (26/2/2022)."Empat orang lagi belum kita temukan. Terus kita upayakan pencariannya," kata Benny Utama.
Di wilayah Kabupaten Pasaman Barat, terhitung ada empat orang meninggal akibat gempa itu. Di luar itu, ada puluhan orang yang sakit."Warga kita yang meninggal empat orang, yang sakit 42 orang, dirawat di Puskesmas dan dirujuk ke rumah sakit," kata Bupati Pasaman Barat, H Hamsuardi.
Jumlah pengungsi di Kabupaten Pasaman Barat mencapai 10 ribu orang. Sebagian pengungsi ada di halaman Kantor Bupati. Posko utama didirikan di Rumah Dinas bupati."Kita telah mendapat bantuan berbagai pihak, kita menerima Rp 500 juta rupiah, dari BNPB, Bank Indonesia, PLN, dan rekan-rekan Bupati, Walikota Sumatera Barat, diantar Pak Wali Kota Parimanan, dan juga kiriman dari daerah-daerah lain," kata dia.
Semburkan Air Panas
Sebuah video yang memperlihatkan kemunculan air panas bercampur lumpur disebutkan pasca-gempa magnitudo 6,1 yang mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022), viral di media sosial. Video itu diunggah oleh akun Facebook Tentara Langit, pada Jumat (25/2/2022). "Semburan Air Panas Pasca Gempa 6,2 Pasaman Barat Hari Ini 25 Februari 2022," demikian narasi yang dituliskan pemilik akun.
Hingga Sabtu (26/2/2022) siang, video tersebut telah disukai 54 kali dan disaksikan lebih dari 5.200 kali oleh warganet Facebook. Dalam video berdurasi 22 detik tersebut, semburan air panas bercampur lumpur tampak keluar dari balik tanah di jalanan dekat permukiman warga.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, lokasi kemunculan sumber air panas yang bercampur lumpur berada di daerah Jorong Padang Baru, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat. Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, guncangan kuat gempa Pasaman magnitudo 6,1, diduga telah menghasilkan rekahan hingga memunculkan air panas.
"Karena umumnya lapisan air tanah atau akuifer panas Bumi dapat muncul ke permukaan terbentuk pada rekahan batuan," ujar Daryono, Sabtu (26/2/2022) siang.
Ia memperingatkan, apabila semburan air panas tersebut terlihat mendidih, mengeluarkan uap, terasa panas dan mengeluarkan bau menyengat, lebih baik untuk tidak didekati, apalagi dikonsumsi airnya, sambil menunggu tim ahli yang datang untuk meneliti kandungan airnya. Daryono menjelaskan, panas bumi merupakan fenomena di mana panas dari dalam bumi memanaskan lapisan air di bawah permukaan tanah.
Daerah dengan sistem panas bumi, umumnya dapat dikenali dengan adanya mata air panas di wilayah tersebut. "Ada kemungkinan di area tersebut memang berada dekat jalur sesar aktif sehingga ada hot spring atau mata air panas," tuturnya.
Sehingga saat terjadi gempa, maka akan terganggu reservoir-nya dan air panas tersebut keluar melalui zona lemah yang rekah akibat guncangan kuat gempa bumi. Daryono mengatakan, beberapa reservoir air panas memang umum ditemukan di area sesar aktif. "Seperti daerah Pasaman ini, wajar jika terdapat mata air panas karena memang zona tektonik aktif dan terdapat jalur-jalur sesar," tandasnya.(*)
Reporter:dya,rls | Editor: Widyawati