
KEDIRI (Lenteratoday) -Pemkot Kediri terus berupaya memenuhi kebutuhan minyak goreng (migor) sawit masyarakat di tengah kelangkaan dan harga terus meroket di pasaran. Selain operasi pasar dan dropping ke pasar tradisional, upaya lain yang ditempuh adalah menyelenggarakan program 'Minyak Goreng untuk UMKM' yang digelar, Jumat (18/3/22).
Upaya itu guna memudahkan akses masyarakat memperoleh minyak goreng sawit guna mencukupi kebutuhannya baik untuk rumah tangga maupun industri kecil. Kegiatan tersebut diadakan di Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri.
Sejak transaksi mulai dibuka pukul 08.00 WIB, puluhan pelaku UMKM datang untuk mengambil migor. Sebelumnya mereka mendaftarkan diri melalui tautan online.
Kepala Disperdagin Kota Kediri Tanto Wijohari mengatakan, program 'Minyak Goreng untuk UMKM' ini sebenarnya sudah dirancang sejak awal Maret 2022.
"Tujuan awal waktu itu adalah membantu pelaku UMKM yang kesulitan mendapatkan migor," jelas Tanto.
Ditambahkan, meskipun aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) migor kemasan sudah dicabut per 16 Maret 2022, program ini tetap relevan untuk membantu UMKM mendapatkan migor dengan harga terjangkau.
"Jadi masih relevan, meskipun sekarang pasokan minyak mulai tersedia," imbuhnya.
Ke depan, kegiatan seperti ini dimungkinkan diadakan kembali. Namun Disperdagin belum menentukan mekanisme dan waktu pelaksanaan.
"Sesuai arahan Bapak Walikota, bagaimanapun Pemkot Kediri sedapat mungkin harus hadir membawa solusi untuk membantu warganya," pungkas Tanto Wijohari.
Sementara itu, Didik Sariyadi, perwakilan PT. Subur Mitra Sukses selaku distributor migor Fortune berharap program ini dapat meringankan biaya produksi UMKM di Kota Kediri.
"Selama ini kami juga sering terlibat dalam kegiatan Pemkot Kediri seperti operasi pasar dan dropping ke pasar-pasar," ungkap Didik.
Ditemui di lokasi, Lina Martasari pemilik usaha Madu mongso Mbah Atun 399 asal Kampungdalem menceritakan caranya mensiasati kelangkaan minyak.
"Waktu awal-awal kabar kelangkaan minyak, saya langsung beli via online dan offline. Alhamdulillah kelangkaan minyak bisa teratasi dan kue-kue produksi saya bisa terus jalan," ungkapnya.
Lina mengaku merasa bersyukur dan sangat terbantu danya program Pemkot Kediri . Harga migor yang didapatkan terpaut cukup jauh dari harga jual di pasaran.
"Alhamdulillah, terima kasih Pemkot Kediri saya sudah dibantu. Karena sebagai pelaku usaha, jika harga minyak mahal, saya juga kebingungan menentukan harga jual kue-kue saya di pasaran. Kalau harganya dinaikkan takutnya pembelinya juga berkurang," jelasnya.
Untuk diketahui, dalam program ini setiap pelaku UMKM mendapatkan jatah migor merek Fortune 12 liter. Total UMKM penerima bantuan sebanyak 200 pelaku usaha.
Pengambilan dibagi menjadi tiga sesi untuk menghindari kerumunan.
Reporter: Gatot Sunarko|Editor: Arifin BH