
KEDIRI (Lenteratoday) - Kekhawatiran warga Kelurahan Bujel, Kota Kediri akan kualitas air di lingkungannya tercemar, terbukti. Hasil pengujian Pemkot Kediri yang mengirim sampel air di kawasan tersebut ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Lapkesda) diketahui hasilnya kurang bagus karena ada kandungan besi dan mangan yang melebihi standar.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Kediri, Ferry Djatmiko, yang hadir memantau pemasangan jaringan pipa PDAM mengatakan segala aduan dan masukan akan ditampung oleh dinas terkait dan akan ditindaklanjuti.
"Untuk itu, kami dari pemerintah kota mengambil langkah-langkah agar masyarakat di sini bisa mengonsumsi air yang sehat yaitu dengan menggunakan air PDAM dan sudah mulai terpasang secara bertahap," jelasnya, Sabtu (19/3/2022).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Fauzan Adima mengatakan Dinas Kesehatan di tempat yang sama menegaskan akan terus memantau kesehatan warga yang terdampak melalui puskesmas induk dan pembantu.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas PUPR, Direktur PDAM, Camat Mojoroto dan Lurah Bujel. Ditemui usai melakukan pemeriksaan kesehatan, Supandri, Ketua RW 06, Kelurahan Bujel, Kota Kediri mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Kediri atas tindak lanjut aduan pencemaran air dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis.
"Banyak warga yang tidak paham penggunaan air tercemar ini bisa menyebabkan sakit. Alhamdulillah Pemkot Kediri hadir di sini untuk menyelesaikan permasalahan warga," tuturnya.
Untuk diketahui, lokasi daerah yang airnya tidak dapat dikonsumsi berada di Lingkungan Wonosari, tepatnya di RT 1, RT 2, RW 3 serta RW 6. Lokasinya berada satu blok dengan jumlah Kepala Keluarga sekitar 270 rumah.
Masalah pencemaran air tersebut dampak dari aktivitas warga yang membuat batu bata merah puluhan tahun lalu. Karena akan dibangun pemukiman, bekas lubang kerukan batu bata kemudian ditimbun dari material bantuan dari sebuah pabrik, hingga bertahun-tahun kemudian dan menyebabkan air yang ada di Lingkungan Wonosari Kelurahan Bujel tidak layak konsumsi. (*)
Reporter: Gatot Sunarko
Editor : Lutfiyu Handi