22 April 2025

Get In Touch

Cegah PMK Mewabah, Keluar-Masuk Ternak di Pelabuhan Diperketat

(Ilustrasi)
(Ilustrasi)

JAKARTA (Lenteratoday)- Berbagai kalangan mewanti-wanti pemerintah lebih sigap mengatasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Selain terkait keamanan stok daging jelang Idul Adha, juga ada ancaman terjadinya penularan dari sapi ke spesies hewan lainnya, yakni spesies hewan berkuku belah.

Kementerian Pertanian (Kementan) pun telah melakukan pengawasan lalu lintas hewan yang masuk maupun keluar melalui pintu-pintu pelabuhan. Hal ini berkaitan sebagai bentuk pengawasan dan pemeriksaan.

Pengawasan itu salah satunya di pelabuhan Merak Cilegon, Banten. Badan Karantina Pertanian bersama jajaran Polri yang akan melakukan pengecekan terhadap semua hewan, baik yang datang dari Pulau Sumatera maupun yang keluar dari Pulau Jawa.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan pengawasan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik dan fungsi teknis yang lainnya berjalan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Ia ingin hewan yang keluar masuk tidak terkontaminasi penyakit mulut dan kuku (PMK)

"Di Cilegon kita bisa melihat adanya aplikasi digital untuk mempermudah proses yang ada. Tempat ini juga melakukan pemeriksaan secara maksimal yang dibantu oleh dokter hewan sehingga tidak boleh ada kontaminasi dari PMK yang bisa kita abaikan. Bahkan sampel darah dan pemeriksaan lab bisa kita maksimalkan di tempat ini," ujar kata Syahrul dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (21/5/2022).

Syahrul menjelaskan semua hewan yang masuk ke pulau Jawa harus melalui pemeriksaan, di mana semua mobil yang mengangkut hewan terlebih dulu dilakukan desinfeksi. Kalaupun ada hewan yang bermasalah, Kementan telah menyiapkan tempat instalasi karantina hewan.

"Oleh karena itu, saya yakin menghadapi Idul Qurban besok akan lebih ketat lagi tetapi tidak membuat tambah ribet dan tambah susah. Tetapi sampai dengan instalasi karantina untuk menyembuhkan kita memiliki back up yang cukup. Saat ini karantina seluruh Indonesia siaga 1 sampai 14 hari kedepan untuk memutus virus yang bisa berkembang lebih jauh," ujarnya.

Ia juga menjelaskan semua upaya yang dilakukan sejauh ini telah memberikan dampak positif terhadap perkembangan hewan. Menurutnya, hewan yang tadinya terkonfirmasi positif kini dinyatakan negatif setelah melalui proses dan uji tim medis beranggotakan dokter hewan.

"Saya ingin melaporkan teman-teman media sekarang ini PMK yang ada di seluruh Indonesia cenderung sembuh. Kesembuhannya maksimal bahkan akhir-akhir ini kita tidak mendengar kematian. Oleh karena itu, daerah merah akan mendapatkan protokol yang sangat ketat dan lalu lintas hewan tidak boleh masuk atau keluar, orang pun tidak bebas masuk keluar sampai inkubasi virus dicabut kembali," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Cilegon, Sanuji Pentamarta mengatakan upaya mencegah dan mengawasi ternak dari penyakit mulut dan kuku (PMK) mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat terkait konsumsi daging hewan.

"Kami menegaskan bahwa PMK bisa ditangani, bisa disembuhkan dan aman baik masyarakat maupun pedagang. Kita menyambut Idul Adha dengan aman menyembelih hewan qurban dan bisa dipertahankan di Cilegon. Tentu kita support karantina untuk memeriksa distribusi hewan Jawa dan Sumatera. Saya juga berharap masyarakat tidak panik karena pemerintah terus bekerja," ujarnya.

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Mustofa Helmi Effendi membenarkan potensi PMK menular ke spesies hewan lainnya, yakni spesies hewan berkuku belah.

Namun menurutnya, penularan tersebut akan mengakibatkan berkurangnya tingkat patogenitas pada spesies hewan lainnya sehingga tingkat gejala yang dirasakan pun akan semakin rendah.“Jadi prinsipnya, virus PMK ini dapat menyerang seluruh hewan yang berkaki belah, yang berkuku belah, berkuku genap. Contoh sapi, domba, kambing, babi, rusa. Jadi semua hewan berkuku belah, dapat terserang virus PMK ini," ujarnya, Sabtu (21/5/2022).(*)

Reporter:ashar,rls | Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.