
JAKARTA (Lenteratoday) – Sejumlah buaya yang berdiam di danau Afrika Selatan ditemukan para peneliti dalam keadaan yang hilang dan terfragmentasi. Hal ini diduga disebabkan karena keracunan timbal.
Para peneliti yang mempelajari populasi liar buaya Nil (Crocodylus niloticus ) di Danau Saint Lucia di sepanjang pantai timur negara itu, dan menemukan beberapa buaya dengan kadar timbal yang sangat tinggi dalam darah reptil tersebut.
Peneliti memperkirakan yang menjadi penyebab utama karena kadar timbal yang digunakan dalam memancing terlalu tinggi. "Kejadian ini menjadi ancaman terhadap buaya lokal dan ini membutuhkan perhatian segera," kata penelitian tersebut.
Tim Peneliti mengambil sampel dari 22 buaya liar, serta tiga buaya penangkaran dari pusat konservasi setempat.
Dari hasil penelitian tersebut, tiga buaya yang berasal dari penangkaran memiliki rata-rata 208 nanogram timbal per mililiter darah, sedangkan beberapa buaya jantan liar memiliki lebih dari 1.000 ng timbal per mililiter.
Dari jumlah tersebut, lima memiliki lebih dari 6.000 ng per mililiter dan satu memiliki 13.100 ng per mililiter. Para peneliti mencatat tanda-tanda keracunan timbal pada kelima buaya itu, empat diantaranya menunjukkan "kehilangan banyak gigi" dan satu buaya teridentifikasi mengalami anemia.
Kehilangan gigi terparah terjadi pada buaya yang memiliki kadar hingga 13.100 ng timbal per mililiter.
Berdasarkan hasil penelitian, timbal yang terakumulasi dalam tubuh banyak hewan dan termasuk pada tubuh manusia seringkali dapat menumpuk di tulang dan gigi buaya, sehingga dapat menghambat kesehatan gigi. Sedangkan anemia akibat keracunan timbal telah ditemukan pada spesies lain.
Yang menjadi kemungkinan terbesar menjadi sumber timbal dalam buaya adalah pemberat pancingan berbasis timbal.
Ada juga produk timbal lainnya yang ditemukan seperti peluru, membahayakan satwa liar dan juga upaya untuk mengurangi paparan timbal pada satwa liar telah membantu populasi.
Di Inggris pada tahun 1987 telah dibuat aturan tentang pemberat pancingan, sehingga populasi angsa terus berlipat ganda dalam beberapa dekade berikutnya.
“Di Danau St Lucia, kasus penghentian penggunaan timbal dalam kegiatan penangkapan ikan sudah jelas,” kata Chemosphere News dikutip dari laman Independent.
Diolah dari berbagai sumber | Editor : Endang Pergiwati