Rencana Pengetatan BBM 1 Oktober, Bahlil Sebut Belum Siap

JAKARTA (Lenteratoday) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan pengetatan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi supaya lebih tepat sasaran, yang direncanakan mulai diterapkan pada 1 Oktober belum siap.

“Feeling saya belum,” ujar Bahlil di Jakarta, Jumat(20/9/2024).

Bahlil mengatakan pemerintah saat ini masih membahas terkait aturan pengetatan tersebut, agar lebih tepat sasaran dan mencerminkan keadilan.

“Masih bahas agar betul-betul aturan yang dikeluarkan itu mencerminkan keadilan. Apa yang saya maksudkan keadilan? Targetnya adalah bagaimana subsidi yang diturunkan BBM itu tepat sasaran, jangan sampai tidak tepat sasaran,” kata Bahlil

Lebih lanjut, menurut dia formulasi beleid yang dikeluarkan itu nantinya harus tersalurkan secara adil ke tingkat petani dan nelayan.

“Karena itu sekarang kita lagi godok,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, baru akan dilaksanakan setelah adanya penetapan Peraturan Menteri (Permen).

Baca Juga :  Bau Sangit Perberasan Indonesia [KORAN DIGITAL KAMIS,25/3/2021]

Bahlil mengatakan nantinya peraturan terkait pembelian BBM bersubsidi akan diatur dalam Permen ESDM, bukan lagi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang saat ini sedang proses revisi.

Dia juga belum bisa memberikan informasi secara detail, mengenai isi peraturan terkait pembatasan BBM tersebut. Sebab sampai saat ini masih dalam kajian.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyebut aturan baru terkait bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diharapkan dapat selesai pada 1 September 2024.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa aturan tersebut awalnya dijadwalkan dapat diimplementasikan pada 17 Agustus 2024. Namun terpaksa mundur lantaran masih proses finalisasi.

Rachmat menekankan bahwa aturan baru ini, bukan membatasi pembelian BBM bersubsidi.

Ini merupakan salah satu upaya pemerintah, untuk memastikan bahwa BBM bersubsidi diterima oleh yang membutuhkan atau tepat sasaran.

Sumber: Antara/Editor: Ais

Latest news

Related news

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini