MADIUN (Lenteratoday) – Walikota Madiun, Maidi optimis bahwa kedepannya angka kemiskinan di Kota Madiun semakin menurun. Hal ini dikarenakan Pemkot memiliki 5 program untuk menurunkan angka pengangguran dan 5 program untuk menangani angka kemiskinan.
DPRD Kota Madiun Fraksi PDIP banyak menyoroti tentang tingginya angka pengangguran di Kota Madiun. Yang mengalami kenaikan cukup signifikan di tahun 2020 sebesar 8,32%, dibandingkan tahun 2019 hanya sebesar 3,96%. Serta meningkatnya angka kemiskinan di Kota Madiun.
Walikota Maidi tidak menampik bahwa tingginya angka kemiskinan dikarenakan dampak global pandemi Covid-19. Banyak perusahaan yang gulung tikar sehingga angka pencari kerja melebihi lowongan pekerjaan. Sedangkan angka kemiskinan yang naik juga akibat perubahan perilaku ekonomi selama masa pandemi.
“Angka kemiskinan kita memang naik, tapi angka kita masih lebih baik dibandingkan kota/kabupaten lain di Jatim,” jelas Maidi saat Rapat Paripurna di DPRD Kota Madiun, Senin (19/04/202).
Adapun program untuk mengatasi pengangguran. Antara lain, mengadakan job market fair, pendampingan kartu pra kerja, memberikan pelatihan untuk menambah skill pencari kerja. Juga update website pencari kerja(caker) sebagai informasi lowongan kerja.
“Sementara untuk menekan angka kemiskinan kita akan beri Jaminan Kesehatan Masyarakat, SIAGA KITA (asuransi ketegakerjaan bagi pekerja sektor informal), Jambanisasi dan RTLH. Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNTD) dan Bantuan Subsidi Air,” imbuhnya.
Maidi yakin, program tersebut akan berjalan lancar. Karena didukung penguatan ekonomi berbasis lokal. Dimana masyarakat diajak untuk mengutamakan produk lokal.
“Perputaran uang di dalam kota bisa semakin lancar dan mampu mengatasi permasalahan perekonomian akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.
Rapat paripurna masih akan berjalan satu tahap lagi. Yakni, agenda pengambilan keputusan yang didahului dengan penyampaian pendapat fraksi-fraksi DPRD. Selanjutnya, raperda akan dikirimkan ke Pemprov Jatim untuk disahkan.(Ger)