26 April 2025

Get In Touch

Duh! Indeks Persepsi Korupsi RI Anjlok, Kondisi Terburuk Sejak Reformasi

Manajer Departemen Riset TII Wawan Suyatmiko dalam Peluncuran Corruption Perceptions Index 2022, Jakarta Pusat.
Manajer Departemen Riset TII Wawan Suyatmiko dalam Peluncuran Corruption Perceptions Index 2022, Jakarta Pusat.

JAKARTA ( Lenteratoday)-Hasil survei Transparency International, Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2022. anjlok 4 poin dari tahun sebelumnya. Secara rangking juga turun dan saat ini di posisi 34.

IPK Indonesia hanya 34 poin. Padahal tahun sebelumnya, sempat menginjak 38 poin.
IPK atau ini dihitung oleh Transparency International dengan skala 0-100, yaitu 0 artinya paling korup, sedangkan 100 berarti paling bersih.

"CPI [Corruption Perceptions Index] Indonesia 2022 kita berada di 34, rangking 110. Dibanding tahun lalu, turun empat poin dan turun 14 rangkingnya," kata Manajer Departemen Riset TII Wawan Heru Suyatmiko dikutip Rabu (1/2/2023).

Survei IPK ini melibatkan 180 negara. Denmark menempati posisi puncak dengan capaian 90 poin, lalu disusul Finlandia dan New Zealand dengan masing-masing 87 poin. Sementara Somalia menjadi yang terendah dengan 12 poin.

Pada 2021, IPK Indonesia sempat naik satu poin dari 37 pada 2020 menjadi 38. Peningkatan IPK ini mendongkrak ranking Indonesia dari 102 menjadi 96.

Kini dengan merosotnya IPK, Indonesia berada pada ranking 110 dari 180 negara di dunia.

IPK Indonesia mengalami penurunan drastis, yakni hanya 34. Anjlok 4 poin dari tahun 2021 yang menginjak 38 poin.
Skor 34 ini menempatkan Indonesia berada di rangking 110 dari 180 negara.Penurunan 4 poin ini disebut menjadi penurunan IPK Indonesia terburuk sejak reformasi.

"Skor ini turun empat poin dari tahun 2021 atau merupakan penurunan paling drastis sejak 1995," tambah Wawan.

Penurunan poin itu membuat peringkat Indonesia menjadi turun dari 96 ke 110. Dengan skor 38, Indonesia setara dengan Bosnia Herzegovina, Gambia, Malawi, Nepal, dan Sierra Leone.

Wawan menambahkan, Indonesia sempat naik IPK-nya hingga 2021 meski pelan.
"Sampai dengan tahun 2021 terjadi dinamika naik dan turun stagnan, kalau kita tarik garis regresinya itu sekitar 0,9 itu artinya, we're improve but snail, kita ada perbaikan tapi seperti bekicot jalannya, pelan sekali," kata dia.

Namun kini kembali turun di 2022. Bahkan penurunannya disebut merupakan yang terburuk sejak reformasi.

Menurut Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII), J Danang Widoyoko, turun drastisnya skor CPI Indonesia tahun 2022 ini membuktikan bahwa strategi dan program pemberantasan tidak efektif.

"Revisi UU KPK pada tahun 2019 sesungguhnya merupakan perubahan strategi pemerintah untuk mengurangi penegakan hukum dan menggeser ke pencegahan korupsi," kata Danang dalam keterangannya, Selasa (31/1).

"Berbagai program pemberantasan korupsi dalam pelayanan publik dan pelayanan bisnis, seperti digitalisasi pelayanan publik dan bahkan UU Cipta Kerja diklaim sebagai strategi besar untuk memberantas korupsi melalui pencegahan," sambung dia.
Tetapi merosotnya skor CPI (IPK) menunjukkan strategi tersebut tidak berjalan

Danang mengatakan, ada tiga sumber indikator yang mengalami penurunan skor dalam perhitungan IPK. Yakni PRS yang merosot 13 poin, IMD World Competitiveness Yearbook yang turun 5 poin, dan PERC Asia yang turun sebesar 3 poin.

Tiga sumber data mengalami stagnasi, yakni Global Insight, Bertelsmann Transformation Index dan Economist Intelligence Unit.(*)

Reporter: wid,rls / Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.