10 May 2025

Get In Touch

Cuaca Ekstrem, DLH Kota Malang Maksimalkan Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau

Penyiraman tanaman di taman-taman kota oleh Tim Tangki DLH Kota Malang (Dok. DLH Kota Malang)
Penyiraman tanaman di taman-taman kota oleh Tim Tangki DLH Kota Malang (Dok. DLH Kota Malang)

MALANG (Lenteratoday) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang terus berupaya untuk melakukan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal tersebut dilakukan salah satunya untuk mengatasi dan meminimalisir dampak cuaca ekstrem.

Kepala Bidang (Kabid) RTH DLH Kota Malang, Laode KB Al Fitra, mengatakan pihaknya akan berupaya maksimal menjaga keberlanjutan pohon dan tanaman di taman kota."Iya, jadi kami ada tim tanki yang itu setiap malam, selalu bergilir ke taman-taman. Satu tankinya dibagi ke beberapa kawasan setiap malam dan setiap hari," ujar Laode, saat dikonfirmasi awak media, Jumat (29/9/2023).

Dari data Prakiraan Cuaca BMKG, suhu di Kota Malang dapat mencapai 33 derajat celcius pada siang harinya. Hal tersebut mengakibatkan banyak tanaman dan pohon yang mengering di taman-taman kota. Dalam hal ini, Laode mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan Tim Tangki, yang bertugas untuk melakukan penyiraman tanaman secara maksimal di seluruh taman Kota Malang.

Disinggung terkait alasan penyiraman yang dilakukan pada malam hari. Laode menyebut bahwa pilihan ini diambil untuk menghindari gangguan terhadap aktivitas pengguna jalan lainnya. "Ya, kan penyiraman tanaman itu gak bisa cepat, supaya rata. Jadi kalau siang atau sore, takutnya menghambat lalu lintas karena tangki-tangki kan harus berhenti," tambahnya.

Lebih lanjut, dalam kegiatan tersebut. Setidaknya dibutuhkan lima tim tangki setiap harinya. Dimana masing-masing tangki membawa 3.000 hingga 5.000 liter air.

"Sekali jalan mungkin bisa sekitar 10 taman yang kita siram. Selain itu, karena ini juga musim angin kencang, jadi kita ada tim perempesan dan perapian pohon yang sekiranya itu ada permintaan dan sudah termasuk dalam kegiatan perapian kawasan," terang Laode.

Dalam konteks perempesan pohon. Laode menekankan bahwa kegiatan tersebut akan dilakukan sesuai dengan permintaan masyarakat. Ataupun jika cabang dan ranting pohon dianggap membahayakan pengguna jalan.

"Kriteria pohon yang perlu dilakukan perempesan, itu kan kalau dahan atau rantingnya sudah doyong ke jalan raya. Dan kami melihat apakah banyak yang perlu dirempesi untuk keefektifan program juga, karena kalau cuma satu kan gak efektif," tukasnya.

Reporter: Santi Wahyu|Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.