
KEDIRI (Lenteratoday) - Upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri mengendalikan inflasi benar-benar total dengan menggelontor 1,2 ton telur ayam di pasaran.
Langkah itu guna mengendalikan inflasi akibat harga telur ayam ras yang terus bergerak naik, hingga minggu terakhir Agustus 2022, harga telur di pasar-pasar rakyat terpantau di kisaran Rp 29 ribu per kilogram, melonjak signifikan dari harga sebelumnya Rp 24 ribu – Rp 25 ribu per kilogram.
Pemkot Kediri bersama Bank Indonesia dan Perum Bulog yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyelenggarakan operasi pasar pada hari Jumat (26/8/2022) dan Senin (29/8/2022) mendatang. Selain telur ayam juga beras medium dari Bulog sebanyak 4,5 ton.
Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar, menjelaskan operasi pasar ini adalah tindak lanjut rapat koordinasi rutin TPID Kota Kediri. “Jadi minggu lalu ada high-level meeting TPID. Kami mendapatkan insight dari BPS Kota Kediri komoditas telur ayam yang berpotensi menyumbang inflasi. Kami putuskan ambil langkah gerak cepat (gercep) antisipasi dengan menggelar operasi pasar,” ujar Walikota.
Ditambahkan, harga telur ayam yang mahal lebih akibat kenaikan harga bahan baku pakan akibat gejolak pasar global serta berkurangnya populasi pada sentra-sentra peternakan ayam layer.
“Saya kira dua faktor itu yang pada akhirnya sangat memengaruhi harga telur ayam nasional. Pemkot dan TPID akan terus memonitor perkembangan harganya,” imbuhnya.
Operasi pasar kali ini mengambil tempat di tiga titik keramaian, yaitu Bundaran Sekartaji, area depan Taman Makam Pahlawan (TMP) dan Lapangan Gajahmada, Pesantren. Untuk harga, beras medium dijual dengan harga Rp 41.500/kemasan 5 kg. Sedangkan telur ayam ras dijual Rp 25.000/kg, terpaut lebih murah dari harga pasaran.
Sementara itu, pada kesempatan sebelumnya Kepala KPw. Bank Indonesia (KPwBI) Kediri M. Choirur Rofiq kembali menegaskan komitmen dukungan BI dalam upaya pengendalian inflasi di tingkat kabupaten/kota.
“Pada 10 Agustus lalu telah dilaksanakan kick-off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan. Kami diminta memperkuat upaya pengendalian inflasi di wilayah kerja bersama-sama dengan stakeholders terkait. Meskipun tingkat inflasi di Kota Kediri secara umum terkendali, TPID merasa perlu mengadakan Operasi Pasar untuk komoditas telur ayam,” ujar Kepala KPwBI Kediri.
Sejauh ini, inflasi kalender di Kota Kediri 2022 tercatat sebesar 3,66 persen, atau paling rendah dibandingkan daerah lain di wilayah Jawa Timur. Pada Juli 2022, inflasi bulanan tercatat 0,55 persen dengan penyumbang inflasi terbesar daging ayam, rokok filter dan makanan jadi.
Melihat perkembangan terkini, diperkirakan telur menjadi salah satu penyumbang inflasi pada Agustus 2022. Ke depan, TPID Kota Kediri akan terus memperkuat koordinasi dengan BPS Kota Kediri untuk mendapatkan update data terkini sebagai basis pengambilan kebijakan pengendalian inflasi daerah. (*)
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi