JAKARTA (Lenteratoday) – Bahaya meluasnya virus cacar monyet diantisipasi oleh pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengeluarkan rekomendasi untuk memperkecil area yang terancam menjadi lokasi penyebaran cacar monyet.
Cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus langka Monkeypox. Penyakit ini menimbulkan gejala serupa flu seperti demam yang disertai dengan ruam.
Penyakit ini bisa menulai melalui kontak dekat dan kontak dengan cairan orang yang terinfeksi.
Meski kasus cacar monyet belum ditemukan di Indonesia, PB IDI menyarankan masyarakat untuk tetap melakukan langkah-langkah pencegahan.
Langkah pertama adalah praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan. Ketua Satgas Monkeypox, Hanny Nilasari mendorong agar masyarakat tidak meninggalkan protokol kesehatan.
"Mengurangi risiko penularan dengan selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta protokol kesehatan [yakni] menggunakan masker dan menjaga higienitas tangan," kata Hanny, dalam konferensi pers bersama PB IDI pada Selasa (2/8).
Kedua, menghindari kontak langsung dengan hewan pembawa virus seperti hewan pengerat, jenis marsupial, dan primata non-manusia baik yang hidup atau mati.
Hewan pengerat misalnya tikus, guinea pig, hamster, dan tupai. Kemudian jenis marsupial atau hewan berkantung misalnya kanguru, koala, dan tazmania devil serta primata non-manusia seperti monyet, kera, dan simpanse.
Ketiga, memastikan daging yang dikonsumsi sudah dimasak dengan benar. Daging perlu dipanaskan atau direbus setidaknya selama 30 menit dengan air mendidih. Cara ini dilakukan untuk memastikan daging bebas hama, termasuk bakteri dan virus.
Jika daging tidak langsung dikonsumsi, sebaiknya taruh di freezer untuk mencegah virus dan bakteri berkembangbiak sehingga daging tidak cepat busuk.
Keempat, melakukan cek kesehatan terutama setelah bepergian.
Cacar monyet hingga kini sudah terdeteksi di 80 negara. Untuk kawasan Asia Tenggara, cacar monyet sudah terkonfirmasi di Singapura, Thailand, dan Filipina.
Sangat penting untuk memeriksakan kondisi kesehatan usai bepergian, terutama ke wilayah yang sudah ditemukan cacar monyet.
"Segera periksa jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya kepada tenaga kesehatan," imbuh Hanny.
Kelima, menghubungi faskes jika menemukan gejala penyakit ini. Cara mencegah cacar monyet menyebar lebih luas adalah menghubungi fasilitas kesehatan (faskes) terdekat saat menemukan gejala, baik pada diri sendiri atau orang lain di lingkungan Anda.
Anda patut mencurigai cacar monyet jika gejala yang muncul berupa ruam yang disertai demam. Atau, perhatikan juga gejala klinis lain seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, panas dingin, dan kelelahan.
Terakhir, bagi ibu hamil untuk segera periksa jika ada kontak erat. Cacar monyet ternyata bisa menular dari ibu hamil ke janinnya. Oleh karenanya, ibu hamil wajib memeriksakan diri ke dokter jika kontak dengan pasien cacar monyet atau orang dengan gejala mengarah ke cacar monyet.
Sumber : CNN | Editor : Endang Pergiwati
.jpg)
