
MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah kota Malang giatkan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting Kota Malang. Walikota Malang mengatakan indikator penyebab stunting cukup banyak. Misalnya banyaknya pasangan subur yang di wilayah kecamatan Kota Malang, ketika hal tersebut lalai dalam pengawasan, Sutiaji menerangkan kemungkinan besar dapat berpotensi stunting. Menurutnya, di kota Malang saat ini stunting sudah diangka 9,5% berdasarkan bulan timbang yang sudah dilaksanakan sekitar 80% di kota Malang.
"Stunting ini tidak hanya disebabkan dari faktor timbangan berat badan anak, namun tinggi badan juga mempengaruhi. Sebab, pendek belum tentu stunting tapi stunting pasti pendek. Wilayah kecamatan yang patut diperhatikan adalah seperti Lowokwaru, Tlogomas, dan Dinoyo, bukan karena faktor ekonomi namun dikarenakan daerah tersebut mempunyai data dengan jumlah pasangan subur paling banyak di kota Malang. Pasangan subur ini rawan untung stunting, maka jika literasi tidak dikuatkan akan sangat berpotensi," ujar Sutiaji selaku Walikota Malang ditemui usai mengisi acara Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting, Senin (5/9/2022).
Secara kewilayahan terdapat 34 kelurahan yang perlu menjadi fokus utama perihal penanganan stunting di kota Malang. Oleh karena itulah, agenda rembuk stunting kali ini merupakan aksi nyata bersama pemerintah kota Malamg beserta OPD terkait untuk menurunkan stunting di kota Malang.
Sutiaji juga menyampaikan terdapat 4 perencanaan dan penganggaran stunting, yakni tematik yang di dalamnya harus memiliki tujuan yang jelas, kemudian holistik yakni kebersamaan pemerintah kota Malang beserta masyarakat untuk menuntaskan permasalahan stunting, selanjutnya adalah harus adanya integratif dengan melibatkan pendekatan humanis berbasis masyarakat, dan yang terakhir yakni spasial dalam penindakan penanganan stunting.
Di lain sisi, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kota Malang, yang diwakili oleh Sofyan Edi Jarwoko selaku ketua TPPS kota Malang dalam acara tersebut mengungkap upaya yang telab dilakukannya bersama dengan TPPS. Ia menyebut mulai dari proses awal terbentuknya TPPS hingga audit kasus stunting untuk dilakukannya penanganan.
"Upaya yang telah dilakukan oleh TPPS kota Malang diantaranya yakni dimulai dengan langkah awal menindaklanjuti pembentukan TPPS dari wilayah kelurahan hingga kecamatan kota Malang, sinergitas dan penguatan TPPS, kemudian mengupayakan program mini lokakarya pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 Mei sampai 31 Mei 2022, minilokakarya kedua akan diadakan pada bulan September.
Program minilokakarya menghasilkan identifikasi penyebab stunting, sinkronisasi data dengan OPD terkait, langkah selanjutnya yakni audit kasus stunting yaitu dengan membangun komitmen bersama seluruh perangkat daerah yang didalamnya termasuk kelurahan dan kecamatan hal tersebut juga termasuk sebagai rencana tindak lanjut (RTL) dari audit kasus stunting," ujar Bung Edi, yang juga Wakil Walikota Malang tersebut.
Untuk diketahui, sesuai dengan kebijakan pusat, kota Malang menjadi salah satu dari perluasan capaian penekanan stunting nasional. Namun, hal tersebut tidak serta merta menurunkan giat program pemkot Malang dalam upaya penurunan stunting. Program penanganan Stunting secara global sendiri ditargetkan pada tahun 2030 untuk dapat mengakhiri segala bentuk malnutrisi termasuk stunting pada baduta dan balita.
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Endang Pergiwati