Muktamar Nasional Pemikiran Hasyim Asy’ari: Peran IKAPETE dan Unisma dalam Pencegahan Pernikahan Dini

MALANG (Lenteratoday) – Melalui acara Muktamar Nasional Pemikiran Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, pada Minggu (22/1/2023), Ikatan Alumni Pesantren Tebu Ireng (IKAPETE) siap andil dalam mengsyiarkan berbagai hal. Salah satunya upaya pencegahan terhadap fenomena pernikahan dini di Indonesia.
“Menyikapi dispensasi nikah ini perlu menjadi konsentrasi semua pihak. Diantaranya oleh pemerintah, stakeholder, dan termasuk peran alumni Tebuireng,” ujar Ketua Presidium Nasional Alumni Tebu Ireng sekaligus Rektor Universitas Islam Malang (Unisma), Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si, saat konferensi pers bersama awak media, Minggu (22/1/2023).
Prof. Maskuri mengatakan, apabila kasus pernikahan dini tidak ditangani dengan baik, maka dipastikan dapat melahirkan masalah baru untuk kedepannya. Diantaranya yakni, angka putus sekolah yang meningkat, stunting, kematian ibu dan bayi, perceraian, hingga masalah kemiskinan.
Pasalnya, berdasarkan data Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung (MA) RI. Perkara dispensasi nikah yang diputus oleh Pengadilan Agama (PA), di tahun 2022 menunjukkan angka sebesar 50.673 perkara.
“Terkait hal itu, Presidium Nasional (Presnas) IKAPETE mendorong kepada Pemerintah Indonesia agar melakukan langkah-langkah strategis. Serta dapat bersinergi dan berkelanjutan dalam menangani serta mencegah kasus pernikahan anak usia dini,” tambahnya.
Diharapkannya, pemerintah pusat hingga pemerintah desa dapat senantiasa fokus memberikan perhatian. Baik dari sisi kebijakan maupun anggaran terhadap upaya mitigasi dan antisipasi pernikahan anak usia dini.
Selain itu, Prof. Maskuri juga menyebutkan empat fokus penting bagi IKAPETE, dalam upaya mitigasi serta antisipasi pernikahan anak usia dini, di masyarakat seluruh Indonesia. Dalam fokusnya tersebut, IKAPETE lebih menonjolkan pentingnya pengetahuan serta penguatan agama, untuk mengontrol pergaulan di era globalisasi saat ini.
“Satu, kita harus memberikan porsi lebih pada pendidikan karakter atau akhlakul karimah bagi anak-anak didik. Kedua, memfasilitasi pengajian remaja di masyarakat dengan menekankan materi pergaulan yang jauh dari zina. Ketiga, menyadarkan kepada para orangtua agar memberikan pendidikan, perhatian, kasih sayang, serta contoh yang baik kepada anak-anaknya,” papar Prof. Maskuri.
Ditegaskannya, hal yang tidak kalah penting adalah dengan memberikan wawasan kepada pasangan pernikahan usia anak. Terkait bagaimana membangun keluarga yang sakinah mawaddah, wa rohmah.
Disisi lain, dalam acara yang merupakan kerjasama antara Unisma dengan IKAPETE ini. Prof. Maskuri juga menjelaskan bahwa selama ini, Unisma telah mendeklarasikan diri terkait pencegahan pernikahan anak usia dini.
“Itu tercermin sesuai dengan deklarasi Unisma. Misalnya tentang anti perundungan, anti kekerasan seksual, dan anti intoleransi. Itu yang kita sosialisasikan kepada mahasiswa. Dan akan terus kami kawal dalam rangka mempersiapkan generasi emas 2045,” urainya.
Sementara itu, Prof. Maskuri mengatakan bahwa dalam rangka menghidupkan kembali semangat resolusi jihad dari Maha Guru, KH. M. Hasyim Asy’ari. Maka dipilihlah fokus pemikiran tentang peran serta IKAPETE dalam melakukan jihad pengentasan permasalahan pernikahan anak usia dini.
Sebagai informasi, Muktamar Nasional Pemikiran Hasyim Asy’ari ini terselenggara di Gedung Bundar Unisma, yang dihadiri oleh sekitar 1500 peserta dari seluruh wilayah di Indonesia. Selain itu, turut hadir pula dzuriat Hasyim Asy’ari, yakni Yenni Wahid, Gus Irfan Yusuf, dan juga Gus Irfan Asy’ari Sudirman, serta tokoh-tokoh dari PBNU, PP Muhammadiyah, hingga perwakilan anggota DPR-MPR RI.(*)
Reporter: Santi Wahyu /Editor: widyawati