
Surabaya - Fraksi PKS DPRD Surabaya meminta supaya masyarakat Surabaya melaksanaan salat idul fitri di rumah. Hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona (covid-19).
Dengan demikian akan perbedaan pada Hari Raya Idul Fitri 1441 H kali ini, seiring dengan pandemi virus covid-19. Sekretaris Fraksi PKS DPRD Surabaya, Aning Rahmawati menandaskan bahwa pemerintah tidak menganjurkan sholat Idul Fitri secara berjamaah di Masjid.
Untuk itu, lanjutnya, masyarakat harus mengikuti aturan yakni melaksanakan salat idul fitri di rumah. “Kalau salat ied harus sesuai aturan yang diberlakukan oleh pemerintah," kata Aning, Kamis (21/5/2020).
Ia menegaskan bahwasanya upaya-upaya untuk memutus mata rantai covid-19 yang dibuat pemerintah kota Surabaya maupun provinsi harus dapat dipahami oleh masyarakat.
“Tentunya dalam anjuran-anjuran yang diambil, pemerintah sudah membuat keputusan sesuai dengan situasi yang ada. Terlebih, banyak daerah di Surabaya menjadi zona merah. Serta tingkat kematian mencapai 10 persen,” ujarnya.
Sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini juga menghimbau kepada warganya untuk tidak melakukan sholat ied berjamaah di masjid atau di lapangan. Sebab pasien covid-19 terus mengalami kenaikan.
“Gak lah, kondisinya begini. Gusti Allah Maha Tahu, Maha Mengerti. Wong dusone sak pirang-pirang minta ampun yo diampuni. Kalau kita terlalu memaksakan nanti jadi berat. Berat temenan. Abot,” ujar Risma
Tidak diperbolehkannya melakukan salat ied secara berjamaah di Masjid disebabkan oleh temuan bahwa terdapat tiga klaster Masjid. Untuk itu dirinya yakin bahwa masyarakat Surabaya akan paham dengan sutuasi ini.
Senada, Ketua IDI Surabaya, Dr dr Brahmana mengatakan bahwasanya melakukan perayaan Hari Raya Idul Fitri di tengah pandemi tidak perlu berlebihan, mengingat tenaga medis yang semakin hari mulai kewalahan melawan Covid-19.
"Penerapan Physical distancing harus terus dijalankan sebagai upaya menutus mata rantai penyebaran virus. Karena saat ini terjadi ketimpangan jumlah pasien dengan tenaga kesehatan," pungkasnya. (ard)