
JAKARTA-Meski ada larangan mudik dan social distancing akibat masih mewabahnya virus Covid-19, tapi umat Islam di Indonesia bakal bersama-sama merayakan Idul Fitri pada Minggu, 24 Mei 2020. Hal itu diputuskan dalam sidang isbat, Jumat (22/5/2020).
Menteri Agama Fachrul Razi yang memimpin langsung sidang menjelaskan ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada pada posisi di bawah ufuk.
"Ini adalah posisi hilal berdasarkan hisab," terang Menag Fachrul."Dari 80 titik, semua melaporkan tidak melihat hilal. Oleh karenanya, Sidang Isbat secara bulat menyatakan 1 Syawwal 1441 H jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020," tegasnya.
Adapun, lantaran masih dalam masa pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, sidang isbat yang dihelat Kemenag dilakukan mengikuti protokol kesehatan sehingga tidak semua perwakilan hadir secara fisik di kantor Kementerian Agama.
Dalam tahapannya, sidang isbat dimulai dengan sesi pertama pada pukul 17.00 WIB, berupa pemaparan posisi hilal Awal Syawal 1441H oleh anggota Falakiyah Kemenag Cecep Nurwendaya. Setelah Magrib, sidang Isbat dibuka Menteri Agama RI, dilanjutkan laporan data hisab dan hasil rukyatul hilal dari 80 titik di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyatakan hilal dapat dilihat dengan mata telanjang pada 23 Mei 2020 menjelang magrib, sehingga 1 Syawal 1441 Hijriah diprediksi jatuh pada 24 Mei 2020.
Peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto mengatakan pada 22 Mei 2020, bulan belum konjungsi dengan matahari dan masih berada di bawah ufuk saat maghrib.
Konjungsi bulan dan matahari, jelasnya, terjadi pada 23 Mei 2020 pukul 00.39 WIB, sehingga ada kemungkinan tidak dapat melihat hilal pada 22 Mei petang.
Sementara itu, Pakar astronomi dari Tim Falakiyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menegaskan tidak ada referensi empirik visibilitas atau ketampakan hilal awal Syawal 1441H bisa teramati di seluruh wilayah Indonesia pada Jumat (22/5/2020) ini.
“Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif antara minus 5,29 sampai dengan minus 3,96 derajat. Hilal terbenam terlebih dahulu dibanding matahari,” kata Cecep.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU) Said Aqil Siradj juga mengumumkan hal yang sama.
Hal ini disampaikan Said Aqil melalui rekaman video yang diterima Jumat (22/5/2020) petang.
"Awal bulan Syawal 1441 Hijriah jatuh pada hari Ahad (Minggu) tanggal 24 mei 2020. Jatuh pada ahad 24 Mei 2020," ujar Said Aqil.
Sebelumnya,PP Muhammadiyah juga telah menetapkan lebaran 2020 akan jatuh pada Minggu, 24 Mei 2020.
Hal tersebut diumumkan melalui hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
PP Muhammadiyah menggunakan metode Hisab dalam menentukan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Dengan metode hisab ini, Muhammadiyah menggunakan ilmu falak dalam melihat posisi hilal di akhir bulan untuk menentukan awal bulan. Sehingga, dengan metode ini posisi hilal bisa dipredisksi tanpa harus melihat bulan baru sebagai awal bulan.
Dengan metode hisab, menurut Muhammadiyah, pada 23 Mei 2020 pukul 00:41:57 WIB, tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ (LS) dan l= 110°21¢BT ) = +06°43¢31⊃2;(hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk. Karena itu 1 Syawal 1441 H jatuh pada hari Minggu Kliwon, 24 Mei 2020 M.(ist)