
JAKARTA (Lenteratoday) - Masyarakat diminta mewaspadai rabies. Sejumlah wilayah Indonesia, mencatat hingga April 2023 ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, baru 23.211 di antaranya yang mendapatkan vaksin antirabies. Sisanya belum divaksinasi. Selain itu, ada 11 kasus kematian rabies dilaporkan.
Dari total kematian tersebut, 95 persen penularan disebabkan gigitan anjing.
"95 persen kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95 persen karena gigitan anjing," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM dikutip Sabtu (3/6/2023).
Ada 25 provinsi yang menjadi wilayah endemis rabies, artinya virus terus menyebar di wilayah tersebut meskipun jarang dilaporkan.
Sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Situasi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634.
"Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang," ungkap dr Imran.
Bila digigit dan muncul gejala seperti demam, badan lemas, lesu, tidak nafsu makan, insomnia, sakit kepala hebat, nyeri tenggorokan, segeralah meminta bantuan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Gigitan hewan rabies juga bisa memunculkan rasa kesemutan, panas di area gigitan, cemas, dan rasa fobia seperti hidrofobia, aerofobia, dan fotofobia sebelum meninggal dunia.
Juru bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril mewanti-wanti begitu seseorang digigit oleh anjing gila, harus cepat dilakukan pencucian.
"Karena sudah ada wilayah KLB, maka harus dilakukan gerakan massal serentak yang dipimpin oleh pemerintah daerah yang melibatkan seluruh dinas terkait untuk melakukan penyisiran terhadap hewan-hewan terutama anjing yang memang akan berpotensi menjadi rabies. Anjing tersebut kemudian diberikan vaksinasi," ungkap dr. Syahril.
"Paling utama saat ini adalah penanganan pada hewan pembawa rabies seperti anjing, kucing dan kera. Sehingga vaksinasi rabies pada populasi anjing dan kucing minimal 70 persen dicapai, saat ini baru 40 persen. Anjing dan kucing harus dipelihara dan jangan sampai ada hewan pembawa rabies berkeliaran," ujar dr Syahril.(*)
Delapan provinsi dinyatakan yang bebas rabies yakni:
Kepulauan Riau
Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Papua Barat
Papua
Reporter: dya,rls / Editor: widyawati