08 April 2025

Get In Touch

Tingkatkan Kesehatan dan Pelayanan Difabel, Kelurahan Gadingkasri Hadirkan Posyandu Inklusif

Suasana terapi bagi anak-anak penyandang difabel di Posyandu Khusus Difabel, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang (Dok. Kelurahan Gadingkasri)
Suasana terapi bagi anak-anak penyandang difabel di Posyandu Khusus Difabel, Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang (Dok. Kelurahan Gadingkasri)

MALANG (Lenteratoday) - Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, telah memiliki Posyandu Inklusif. Layanan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan memberikan dukungan pelayanan bagi penyandang difabel di wilayah tersebut.

Lurah Gadingkasri, Rendra Kurnia Wardana, mengatakan, inisiatif awal pembentukan posyandu ini berasal dari keluhan masyarakat. Ada laporan perbedaan dalam pelayanan kesehatan yang dialami oleh anak-anak penyandang difabel dalam kegiatan posyandu reguler bulanan.

"Jadi posyandu disabilitas yang ada di kelurahan Gadingkasri adalah bermula dari anak-anak penyandang yang mereka memiliki perbedaan terhadap pelayanan kesehatan di posyandu. Jadi kadang kan ada anak-anak yang merasa malu untuk berkumpul dalam kegiatan posyandu rutin yang sudah dilaksanakan setiap bulannya," ujar Rendra, saat dikonfirmasi oleh awak media, Sabtu (24/6/2023).

Rendra menambahkan, sebagai solusi atas permasalahan tersebut, kelurahan Gadingkasri berupaya untuk memahami situasi yang ada, dan kemudian menciptakan posyandu khusus disabilitas, yang melibatkan sejumlah dukungan pelayanan di dalamnya.

"Posyandu Inklusif kami awalnya fokus pada terapi difabel dan pemeriksaan kesehatan khusus, namun sekarang telah berkembang menjadi Posyandu yang menyediakan berbagai program yang mendukung program pemerintah setempat, sehingga dapat mencapai sasaran dengan baik di tingkat kelurahan," tambah Rendra.

Lebih lanjut, Rendra juga menyebutkan bahwa pelayanan di posyandu ini mencakup berbagai bentuk terapi difabel, termasuk terapi untuk anak-anak tuna wicara, tuna rungu, hingga tuna daksa. Untuk memberikan pelayanan tersebut, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Yayasan Bakti Luhur yang menyediakan tenaga terapis terlatih. Selain itu, kerja sama juga terjalin dengan Puskesmas Bareng untuk melakukan skrining kesehatan.

"Kami bekerja sama dengan Puskesmas Bareng dan Yayasan Bakti Luhur, jadi kerja samanya selama 2 bulan sekali. Jadi masyarakat Gadingkasri sudah tidak perlu mengakses jauh-jauh layanan kesehatan untuk anak-anak (difabel). Karena di wilayah kelurahan ini kami sudah menyediakan posyandu khusus bagi mereka anak-anak istimewa," jelasnya.

Saat ini, Rendra menyebutkan, terdapat sekitar 20 penyandang difabel yang telah terdata di kelurahan Gadingkasri. Dimana menurutnya, tingkat kehadiran para penyandang ke posyandu tersebut sudah mencapai 80 persen. "Respons masyarakat terhadap inisiatif ini juga sangat positif, terutama dari orang tua penyandang difabel. Bahkan, warga dari kelurahan lain juga tertarik untuk mengunjungi Posyandu Difabel yang ada di wilayah Gadingkasri," sambungnya.

Masih menurut Rendra, untuk menjaga kontinuitas pelayanan, Posyandu Difabel tersebut diadakan setiap dua bulan sekali. Hal ini, lanjutnya, dilakukan untuk memastikan anak-anak penyandang difabel menerima perawatan secara teratur dan konsisten.

Di sisi lain, Rendra juga berharap agar kedepannya, pelayanan posyandu difabel ini dapat dilakukan dengan cara mengunjungi rumah ke rumah. Hal tersebut penting baginya, mengingat masih terdapat beberapa penyandang yang kesulitas untuk hadir langsung dalam posyandu yang diadakan. "Mungkin ke depannya yang perlu kami tindaklanjuti adalah terkait dengan visitasi bagi para penyandang yang tidak bisa datang ke posyandu yang diadakan di kelurahan," pungkasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.