
KIEV ( Lenteratoday)- Tensi perang Rusia-Ukraina belum juga turun. Terbaru Putin dikabarkan mulai membuat senjata baru untuk perangnya di Ukraina.
Ini melibatkan sekutu dekatnya, yang juga musuh utama Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah, Iran.Senjata baru ini disebut Albatross. Albatross sendiri adalah perusahaan drone pertanian, kolaborasi Rusia-Iran di Provinsi Tatarstan.
Saat ini, perusahaan itu dilaporkan telah memproduksi drone pengintai untuk Kementerian Pertahanan Rusia, dengan sekitar 50 dikirim untuk pertempuran di Ukraina timur. Financial Times dikutip Jumat (7/7/2023) memuat pusat pabrik berada di pusat kemitraan teknologi yang dikembangan Teheran.
Dalam sebuah video yang dirilis bulan lalu, Kementerian Pertahanan Rusia juga menunjukkan tentaranya di Ukraina yang meluncurkan drone pengintai, yang disebut sebagai drone Albatross. Dalam sebuah pernyataan kepada media pemerintah Rusia, perusahaan membenarkan telah memasok 50 unit drone M5.
Sayangnya tak disebut berapa jauh kemampuan drone tersebut. Termasuk bagaimana daya ledaknya.
Kelompok pemantau konflik yang berbasis di Goldsmiths University di London, Airwars, menemukan bahwa Business Park di dekat kota Yelabuga, Rusia, telah memasang lusinan iklan pekerjaan termasuk untuk posisi seperti "direktur produksi drone", "desainer drone" dan "kepala teknologi drone" sejak Oktober 2022. Area itu juga diyakini menjadi markas Albatross.
Beberapa secara eksplisit menyatakan ada peran Kementerian Pertahanan Rusia dalam hal desain. Beberapa iklan untuk pekerjaan terkait drone mengutip persyaratan untuk memahami "proses rekayasa terbalik".
"Sejak April, Business Park di Yelabuga juga memasang iklan untuk juru bahasa Farsi yang akan diminta untuk melakukan perjalanan, melakukan penerjemahan simultan, dan menerjemahkan dokumen teknis," mat laporan yang sama.
Pada Juni, Gedung Putih sebenarnya mengeluarkan foto satelit yang mengidentifikasi dua bangunan di daerah zona Alabuga, Rusia. Diklaim ini menjadi bagian penting dari upaya Iran untuk membantu Moskow meningkatkan kapasitas pesawat tak berawaknya.
"Kami juga prihatin bahwa Rusia bekerja sama dengan Iran untuk memproduksi drone Iran dari dalam Rusia," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.
Seorang ahli persenjataan nirawak di Center for Naval Analyses, Samuel Bendett, menjabarkan bagaimana Yelabuga menjadi lokasi yang menguntungkan secara strategis bagi Rusia. Yelabuga diketahui ada di tepian sungai yang mengalir ke Sungai Volga.
"Itu sangat dekat dengan Kazan, salah satu pusat manufaktur berteknologi tinggi Rusia," tambahnya.
"Yang harus Anda lakukan adalah naik kapal pesiar," tambahnya.
Ini bukanlah kali pertama Iran terlibat dalam perang Ukraina dengan Rusia. Sebelumnya, Teheran diyakini memasok Rusia dengan ratusan pesawat tak berawak 'kamikaze' Shahed, yang telah diterbangkan secara berkelompok ke infrastruktur dan lingkungan Ukraina.
Meski begitu, belum ada bukti bahwa drone Shahed sedang diproduksi di pabrik tersebut. Iran juga kerap membantah terkait itu.(*)
Sumber: Financial Times,ist/Editor:widyawati