08 April 2025

Get In Touch

RSSA Siap Lakukan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Pertama Kali di Malang Raya

Dokter spesialis anak RSSA yang tergabung dalam tim Kembar Siam, Dr. dr. Satrio Wibowo, Sp. A(K)., Msi., Med, saat menjelaskan terkait kondisi bayi kembar siam yang akan menjalani operasi pemisahan pada Sabtu mendatang, Kamis (10/8/2023) (Santi/Lenteratoda
Dokter spesialis anak RSSA yang tergabung dalam tim Kembar Siam, Dr. dr. Satrio Wibowo, Sp. A(K)., Msi., Med, saat menjelaskan terkait kondisi bayi kembar siam yang akan menjalani operasi pemisahan pada Sabtu mendatang, Kamis (10/8/2023) (Santi/Lenteratoda

MALANG (Lenteratoday) - Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) bersiap melaksanakan operasi pemisahan bayi kembar siam pertama kali, di wilayah Malang Raya. Operasi tersebut dijadwalkan terlaksana pada Sabtu (12/8/2023) mendatang.

Direktur RSSA, Dr. dr. M. Bachtiar Budianto, Sp. B(K) ONK, FINACS, FICS, menyampaikan bahwa pihak rumah sakit termasuk tenaga media yang bertugas, telah melakukan persiapan matang untuk menghadapi operasi yang menurutnya cukup spesial ini.

"Kami telah menyiapkan segala aspek yang diperlukan untuk operasi pemisahan bayi kembar siam ini, mulai dari sumber daya manusia yang berkualitas, fasilitas medis yang memadai, hingga sarana prasarana yang dibutuhkan," ujar dr. Bachtiar, ditemui dalam sesi konferensi pers bersama awak media, Kamis (10/8/2023).

Terpisah, salah satu dokter spesialis anak RSSA yang tergabung dalam tim Kembar Siam ini, Dr. dr. Satrio Wibowo, Sp. A(K)., Msi., Med, menjelaskan bahwa meskipun kegiatan ini merupakan operasi pertama, namun ia memastikan bahwa tim medis telah siap sepenuhnya. "Kami juga mendapatkan dukungan dari dokter RSUD Soetomo yang telah berpengalaman dalam operasi serupa. Kami sangat mengharapkan doa dan dukungan dari masyarakat agar operasi ini berjalan dengan lancar," ujar dr. Satrio.

Dalam kesempatannya ini, dr. Satrio menyampaikan bahwa bayi kembar siam yang masing-masing berinisial A tersebut. Akan genap berusia 11 bulan pada 15 Agustus mendatang, atau tiga hari setelah dilakukannya operasi pemisahan. "Jadi tim dokter yang menangani saat proses lahiran juga menjadi tim dokter pada operasi Sabtu (12/8/2023) besok," serunya.

Lebih lanjut, Satrio juga menjelaskan terkait penyebab kasus kembar siam yang terjadi ini. Menurutnya, kondisi tersebut merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada gagalnya proses pembelahan sel embrio.

"Di dalam pemeriksaan kehamilan yang melalui USG pada usia 6-7 bulan. Mulai ditemukan kelainan tersebut, sehingga mulai dirujuk ke RSSA. Jadi karena deteksi awal diketahui saat di RSSA, kemudian dirujuk sampai dengan proses persalinan di sini," tandasnya.

Sementara itu, kondisi kedua bayi saat ini juga dijelaskan oleh dokter spesialis bedah anak di RSSA, dr. Widanto, Sp.B., Sp. BA. Menurutnya, kedua bayi terlahir dengan memiliki organ hati yang terpisah meskipun terdapat beberapa bagian yang saling menempel. Selain itu, dr. Widanto juga menyebut bahwa sebagian dinding tulang dada keduanya saling melekat.

"Jadi pemisahannya nanti tidak hanya memisahkan kulit , tetapi juga memisahkan tulang dada yang menempel dan memisahkan hati. Kemudian yang perlu kami sampaikan, tidak menutup kemungkinan adanya kelainan lain yang akan diketahui saat tindakan operasi nanti, yang sampai saat ini kami belum mengetahui. Di sini kami sangat memohon doa restu dari seluruh pihak untuk proses kelancaran operasi nanti," tambahnya.

Wakil ketua tim dokter Kembar Siam ini, juga menyebut bahwa pelaksanaan operasi diprediksi berjalan selama 10-12 jam lamanya. Setelah operasi, sambungnya, kedua bayi akan dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Di mana orang tua pasien akan dibatasi untuk tidak kontak langsung selama beberapa hari. Namun akan diberikan kesempatan untuk melihat dan mengamati kondisi keduanya.

Di sisi lain, salah satu tim dokter di spesialis anastesi, dr. Wiwi Wijaya, Sp. An, menyebutkan bahwa pemilihan usia 11 bulan untuk operasi didasarkan pada perkembangan organ tubuh bayi. Menurutnya, organ-organ tersebut biasanya mencapai perkembangan optimal setelah bayi berusia 6 bulan. Penentuan usia ini, sambungnya, juga telah disesuaikan dengan kondisi pasien untuk memastikan hasil operasi yang optimal.(*)

Reporter: Santi Wahyu/Editor:widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.