
MALANG (Lenteratoday) - Setelah sepuluh hari menjalani tahap pemulihan pasca operasi pemisahan, dua bayi kembar siam, Al dan As, berhasil dipulangkan dalam kondisi baik dan stabil. Tim medis yang tergabung dalam Tim Kembar Siam, Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, melaporkan bahwa proses pemulihan kedua bayi tersebut berjalan dengan sukses, dan keduanya siap untuk melanjutkan perjalanan tumbuh kembang di rumah.
Direktur RSSA Malang, Dr. dr. M. Bachtiar Budianto, Sp. B(K) ONK, FINACS, FICS, mengungkapkan bahwa kondisi bayi Al dan As telah membaik dan menunjukkan perkembangan yang positif, setelah sepuluh hari pasca operasi pemisahan.
"Dan pada hari ini, tim medis sudah melakukan evaluasi dan ini merupakan post operation date time. Artinya, pasca pembedahan hari ke sepuluh. Jadi kami terus melakukan evaluasi post operasi sejak hari H pembedahan," ujar dr. Bachtiar, dalam membuka sesi konferensi pers bersama awak media, Selasa (22/8/2023).
Sementara itu, Ketua Tim Kembar Siam RSSA Malang, dr. Eko Sulistijono, Sp.A(K), menjelaskan bahwa pihaknya akan terus memonitor tumbuh kembang kedua bayu, serta melakukan kontrol rutin terhadap luka bekas operasi. Dalam hal ini, dr. Eko juga menyampaikan, berdasarkan aspek kesehatan kedua bayi telah diobservasi dan dievaluasi. Menurutnya, organ tubuh bayi Ai dan As berfungsi normal, respons terhadap nutrisi positif, dan aktivitas bayi tetap aktif.
"Untuk perawatan di rumah nanti tidak ada treatmen khusus hanya nutrisi saja. Alhamdulillah orang tua juga mengerti hal tersebut. Nanti mungkin kami lakukan fisioterapi agar sesuai dengan usianya. Karena perkembangannya memang agak terlambat karena kondisi yang dempet selama 10 bulan kemarin. Monitoring akan kami lakukan sampai usia 2 tahun," ujar dr. Eko.
Terpisah, kedua orangtua bayi kembar siam, Susi Sulistiyo dan Hartanto Cahyono, mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh tim medis yang telah mendampingi proses pemisahan dan pemulihan kedua bayinya tersebut.
Di lain sisi, sang Ibu, Susi Sulistiyo, juga mengungkapkan, ia baru mengetahui bahwa bayinya kembar dempet, saat menjalani pemeriksaan USG di usia kehamilan 6-7 bulan. "Kemudian saya dirujuk ke RSSA Malang dan bertemu dengan tim dokter dan membicarakan proses pemisahan bayi kembar siam saya ini. Yang saya pikirkan saat itu adalah bagaimana saya bisa melahirkan dengan baik dan lancar dan anaknya selamat," ungkap Susi.
Sementara itu, disinggung mengenai biaya dari operasi pemisahan bayi kembar siam ini. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Malang, dr. Syaifullah Asmiragani, Sp.OT(K) SPINE, mengatakan bahwa seluruh biaya telah ditanggung oleh pihak BPJS. Sehingga menurutnya, pihak keluarga tidak akan dibebankan akan urusan biaya.
Dalam kesempatan tersebut, juga turut menghadirkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan, Syaiful Anam. Syaiful menambahkan, dalam rangka memantau tumbuh kembang kedua bayi tersebut, pihaknya akan membentuk tim khusus yang siap berkoordinasi dengan tim medis dari RSSA Malang. "Tentunya kami akan selau berkoordinasi dengan tim medis dan akan mengikuti alur yang dianjurkan oleh RSSA untuk pemantauan tumbuh kembang dari kedua bayi ini," tegas Syaiful. (*)
Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi