08 April 2025

Get In Touch

Polusi Udara Buruk, Ini Cara Tangkal Dampaknya pada Kulit

Dampak polusi udara pada kulit
Dampak polusi udara pada kulit

SURABAYA (Lenteratoday) - Belakangan ini, Indonesia khususnya Jakarta dihebohkan dengan peningkatan polusi udara. Kondisi tersebut dinilai bisa berdampak buruk pada kesehatan saluran pernapasan. Selain itu, polusi udara rupanya juga dapat menimbulkan masalah pada kesehatan kulit, sebut saja penuaan dini, timbulnya jerawat, hingga kanker kulit.

Untuk dapat menangkal dampak tersebut, Ahli Dermatologi asal Universitas Airlangga (Unair) dr Irmadita Citrashanty SpKK(K) FINSDV FAADV membagikan beberapa tips yang dapat dilakukan.

Dia mengungkapkan yang pertama adalah dengan tetap menjaga higienitas kulit. "Beberapa waktu lalu, netizen pernah heboh dengan unggahan kapas hasil pembersihan wajah yang sangat hitam meskipun telah ditutupi oleh masker, kacamata dan helm. Hal ini membuktikan bahwa dengan semakin parahnya polusi udara, masyarakat juga sebaiknya lebih mawas untuk menjaga higienitas kulit," katanya dalam rilis yang diterima Selasa (22/8/2023).

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa membersihkan kulit untuk menjaga higenitas tidak cukup dengan rutin saja. Pembersihan khususnya wajah harus dilakukan secara seksama, utamanya bagi orang dengan tipe kulit yang mudah berjerawat (acne prone).

Kemudian yang kedua, lanjutnya, adalah dengan menjaga skin barrier. Hal ini untuk melindungi kulit dari polusi. "Kita sudah selayaknya menjaga kesehatan sawar kulit (skin barrier). Rusaknya sawar kulit dapat menimbulkan berbagai permasalahan kulit mulai dari kemerahan, hingga jerawat. Kondisi ini tentunya dapat diperparah dengan paparan polusi udara," katanya.

“Perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya orang dengan tipe kulit wajah sensitif dapat melindungi sawar kulit dengan menggunakan emolien atau pelembab,” imbuh dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unair.

Dia juga menyebutkan dampak dari polusi dapat diperparah dengan paparan sinar matahari. Untuk mencegah efek yang lebih buruk lagi, maka sangat disarankan untuk menggunakan tabir surya (sunscreen) yang sesuai dengan tipe kulit.

Selain itu, untuk melawan kadar Reactive Oxygen Species (ROS) yang tinggi dalam polusi udara, masyarakat dapat mengonsumsi skincare atau bahan pangan yang mengandung antioksidan.

“Contohnya saja skincare yang mengandung vitamin C, vitamin E, atau juga bisa dengan mengonsumsi buah-buahan yang mengandung antioksidan yang tinggi. Bila menemukan gejala kulit yang bermasalah, bisa langsung dikonsultasikan ke dokter spesialis kulit dan kelamin agar dapat segera ditangani,” pungkasnya. (*)

Sumber : rilis | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.