
Dari sekian banyak sektorindustri, pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19 yangkemudian berimbas kepada sektor lain.
Ada banyak pelaku atau pegiatpariwisata mulai dari mereka yang bekerja di bidang penginapan, perhotelan,transportasi, pertunjukan, tour guide, serta sektor lain misalnya pelaku seni danbudaya seperti seni tari, pelukis, dan pemahat.
Belum lagi pelaku usaha mikro,kecil, dan menengah (UMKM) termasuk industri souvenir dan kuliner.
Sektor yang juga terkena dampak negatif dari pandemi Covid-19ialah maskapai penerbangan, hotel, restoran, dan agen perjalanan.
Mengutip laman WartaEkonomi, data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebutkankerugian pariwisata per April 2020 adalah sebesar 1,5 miliar dolar Amerika atausekitar Rp 21 triliun.
Berdasarkan pada kondisitersebut, dibutuhkan strategi tepat untuk bisa memulihkan dan menggerakkan rodaperekonomian khususnya di sektor pariwisata. Strategi yang bisa dilakukan padasaat ini ialah
1. membuat branding strategibaru misalnya no worries of corona, enjoy your holiday;
2. Menggunakan media sosialuntuk melakukan promosi secara gencar, misalnya lewat Instagram dan Facebook;
3. Melakukan promosi safety andhealthy of tourism ke turis internasional;
4. Mendukung pelaku/pegiatpariwisata dalam industri pariwisata misalnya pemerintah dan bank memberikanrelaksasi peminjaman bank, pengurangan biaya listrik serta air, keringananretribusi pajak pemda (pemerintah daerah);
5. Menguatkan SOP mitigasipariwisata (wabah penyakit dan bencana alam). Indonesia adalah negara proneto disasters artinya kita dekat dengan keadaan bencanaalam sewaktu-waktu seperti gunung berapi meletus, longsor, banjir, atau bencananonalam seperti wabah pandemi virus Covid-19 ini;
6. Prioritas wisata ekoturisme(memadukan alam dan budaya) dibanding mass tourism. Karena orang akan lebih selektif memilihwisata yang bersifat privat dibanding secara group tour dan menghindari tour massal.
Sementara itu, ada tiga halyang harus diperhatikan industri pariwisata di tempat tujuan atau tempat lokasiwisata itu berada yakni
(1) memperhatikan protokolkesehatan yang bersifat wajib atau mandatory dan menjaga kebersihan lokasiwisata.
(2) Menjaga keselamatan dankeamanan (sistem mitigasi diperkuat baik bencana alam dan non-bencana alamseperti wabah penyakit).
(3) Menjaga kenyamanan (hospitality),melakukan pembangunan infrastruktur dasar misalnya jalan dan jembatan di tempatwisata. Pada akhirnya kita menuju ke new discourse of tourism serta diharap bisamemulihkan ekonomi pariwisata kita ke depan dengan tujuan akhirnya yaknikesejahteraan masyarakat.
Presiden Joko Widodo saatmenggelar rapat terbatas secara virtual (Kamis, 28/5/2020), salah satu bahasanadalah tatanan normal baru di bidang pariwisata.
"Saya ingin mengingatkanbahwa pandemi Covid-19 akan membuka sebuah perubahan tentang tren pariwisata didunia. Di mana, isu health, hygiene, serta safety (dan) security akan menjadipertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin melancong," kata Jokowi.
Jokowi meminta pelaku usaha pariwisata harus mampuberadaptasi dengan situasi yang terjadi saat ini dan wajib untuk menerapkanprotokol kesehatan sambil belajar dari negara lain yang sudah menerapkantatanan normal baru di sektor pariwisata.
"Referensi liburan akan bergeser ke alternatif liburanyang tidak banyak orang, seperti solo travel tour, wellness tour, dantermasuk juga di dalamnya virtual tourism serta staycation,”lanjutnya.
Pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif harusbetul-betul mengantisipasi terjadinya perubahan tren ini dan kita harusbetul-betul bisa mencium perubahannya ke arah mana.
Sehabis pandemi ini, kata Jokowi, harus melakukan inovasi, melakukan perbaikan-perbaikan sehingga bisa cepat beradaptasi dengan perubahan tren yang kemungkinan besar nanti akan terjadi di dunia pariwisata global. Artikel ini sudah tayang di E-Paper LenteraToday edisi hari Jumat (5/6/2020) -abh-