23 April 2025

Get In Touch

Pemkab Demak Studi Tiru Pengelolaan Sampah Organik dan Budidaya Magot ke Kota Kediri

Sekretaris DLHKP Kota Kediri Rony Yusianto SSos (kemeja batik hijau) menunjukkan rombongan dari Pemkab Demak keliling hutan kota di Jl Ahmad Yani.
Sekretaris DLHKP Kota Kediri Rony Yusianto SSos (kemeja batik hijau) menunjukkan rombongan dari Pemkab Demak keliling hutan kota di Jl Ahmad Yani.

KEDIRI (Lenteratoday)-Pemkab Demak melakukan studi tiru pengelolaan sampah organik dan budidaya magot ke Pemkot Kediri, Kamis (26/10/2023). Rombongan juga melihat hutan kota Jl Ahmad Yani.

Studi tiru akan dilanjutkan dengan ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di Kelurahan Balowerti untuk melihat langsung budidaya magot, Jumat (27/10/2023) untuk melihat langsung budidaya magot.

"Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka sharing ilmu dan pengalaman tentang pengelolaan sampah, khususnya sampah organik yang ada di Hutan Kota. Selain itu mereka juga ingin mengetahui pemeliharaan magot yang ada di TPS Balowerti," jelas Anang Kurniawan, Pj Kepala DLHKP saat dikonfirmasi melalui telepon.

Adapun untuk proses pengomposan sampah organik yang ada di Hutan Kota, Anang menjelaskan DLHKP mengolah sampah organik secara tradisional sehingga membutuhkan waktu cukup lama, yakni 2-3 bulan. Selanjutnya kompos yang dihasilkan digunakan untuk pemupukan taman taman yang ada di Kota Kediri.

"Dalam hal ini kita juga berkolaborasi dengan TPS 3R yang ada di Kota Kediri sehingga jika ada kekurangan pupuk kompos yang dihasilkan di Hutan Kota, kita bisa mengambil dari sana," tuturnya.

Anang melanjutkan kegiatan seperti ini perlu dilakukan antar-pemerintah daerah guna sharing ilmu dan berbagi inspirasi demi pembangunan dan kemajuan pemerintah daerah. "Diharapkan berbagi informasi dan pengalaman seperti ini bisa bermanfaat dan menghasilkan solusi yang strategis bagi pengelolaan sampah di Kabupaten Demak," ungkapnya.

Sementara itu, Moh. Ridodin Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak menuturkan selain tertarik dengan proses pengolahan sampah di Kota kediri, pihaknya juga ingin mengetahui kiat sukses Kota Kediri dalam meraih predikat Kota Paling Berkelanjutan dalam Universitas Indonesia (UI) Green City Metric 2022.

"Kota Kediri patut menjadi contoh atau barometer Kabupaten Demak karena menjadi kota green matrik atau kota berkelanjutan. Artinya Kota Kediri nyaman, aman dan bisa menjaga keseimbangan antara lingkungan hidup dengan masyarakat.

Dengan melakukan kunjungan, Ridodin berharap bisa mempelajari penanganan permasalahan sampah organik dari Kota Kediri untuk bisa diimplementasikan di daerahnya.

Reporter: Gatot Sunarko/ Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.