23 April 2025

Get In Touch

Dilaporkan Retak, Jembatan Kaca di Kampung Warna-Warni Tutup Sementara

Jembatan Kaca Penghubung antara Kampung Tridi dan Kampung Warna-warni Jodipan, Kecamatan Blimbing Kota Malang, Jumat (27/10/2023). (Santi/Lenteratoday)
Jembatan Kaca Penghubung antara Kampung Tridi dan Kampung Warna-warni Jodipan, Kecamatan Blimbing Kota Malang, Jumat (27/10/2023). (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Jembatan kaca yang menghubungkan Kampung Tridi dan Kampung Warna-warni Jodipan Kota Malang, akan segera ditutup sementara. Hal ini menyusul adanya laporan mengenai retakan pada struktur jembatan. Langkah ini juga diambil oleh warga dan pemerintah setempat, sebagai upaya preventif untuk mengamankan keselamatan pengguna jembatan.

Ketua Pokdarwis Kampung Warna-warni Jodipan, Agus Kodar, menjelaskan bahwa meskipun retakannya tidak terjadi pada kaca jembatan, melainkan pada sambungan antara tiang baja dengan beton. Namun, menurutnya situasi ini memerlukan perhatian serius. Terlebih lagi, Kota Malang telah mengalami tiga kali gempa dalam satu tahun terakhir.

"Sebenarnya retaknya itu sudah lama, juga bukan di bagian kacanya. Itu kan retakannya di sambungan antara baja dengan betonan, cuma itu saja, di sambungan itu. Tapi kita pihak pengelola kan juga khawatir, dan saya selalu memantau apakah ada dampak atau tidak ke jembatannya," ujar Agus, saat dikonfirmasi awak media, Jumat (27/10/2023).

Menurut Agus, Pemkot Malang melalui Disporaparnya juga telah memberikan rekomendasi untuk menutup sementara jembatan kaca ini. Namun, Agus menyebut bahwa tanggal pasti perbaikan ataupun pengecekan menyeluruh, belum ditentukan.

"Mungkin kita lihat saja sampai Senin besok. Nanti pengurusnya Kampung Tridi juga akan saya panggil untuk koordinasi. Untuk penutupannya kita akan koordinasi dengan pengurus Kampung Tridi, tapi mending ditutup sekarang sebelum ada kejadian," jelasnya.

Di sisi lain, Agus juga menuturkan bahwa saat pertama kali dibangun, struktur ketahanan kaca dipastikan telah sesuai ketentuan dan aman bagi keselamatan pengunjung.

"Karena yang membuat jembatan ini juga yang menjadi juara 1 mendesain jembatan Suramadu. Jadi memang untuk pengukuran jarak antara kaca yang satu dengan yang lainnya, itu sudah sesuai dengan prosedur. Jadi katakanlah dengan beban 50 orang dikali 50 kilo, itu jembatannya masih ngatasi," terang Agus.

Sementara itu, Ketua RW 12 Kampung Tridi, Adnan, menambahkan bahwa jembatan kaca tersebut masih dinilai aman untuk kapasitas 10-20 orang. Namun, senada dengan Agus, pihaknya juga mengaku khawatir jika pengunjung yang melebihi kapasitas, akan mengakibatkan kejadian pecahnya jembatan kaca di Banyumas.

Kendati demikian, Adnan menyebut bahwa sampai saat ini, tidak ada laporan komplain dari wisatawan yang melintasi jembatan tersebut. "Cuma kita sebagai warga sini kan khawatir sendiri, ketimbang terjadi hal yang tidak diinginkan, mending antisipasi. Harapannya ya supaya secepatnya pemerintah bisa turun untuk dicek itu retakannya. Kalau ngelupas atasnya aja bisa kita tembel dengan semen lagi. Tapi takutnya kan pecah sampai konstruksinya yang dalam," ungkap Adnan.

Terpisah, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, mengaku akan segera memeriksa kelayakan konstruksi jembatan bersama Dinas PUPR Kota Malang. Baihaqi juga menegaskan bahwa dengan penutupan jembatan sementara, dianggap sebagai langkah yang bijak untuk menjaga keselamatan pengguna jembatan.

Sebagai informasi, apabila jembatan kaca ini resmi ditutup sementara. Maka pengunjung yang hendak menuju kampung Tridi melalui Kampung Warna-warni Jodipan, disarankan untuk melalui jembatan luar di Jalan Gator Subroto, begitupun sebaliknya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.