07 April 2025

Get In Touch

Nihil Kasus Kematian, ISPA Masih Jadi Kasus Penyakit Tertinggi di Kota Malang

Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lenteratoday)
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Meskipun belum ada laporan kasus kematian akibat kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Malang. Namun, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, mencatat bahwa penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan paling tinggi dengan sekitar 46 kasus dilaporkan per minggu pertama bulan November 2023 ini.

"Tren penyakit paling tinggi, itu ISPA masih nomor satu. Angka pasti kasusnya saya lupa, tapi mungkin sekitar 46 kasus di tahun 2023 ini. Kalau kasus ISPA, yang meninggal itu masuk di kriteria pneumonia. Tapi di laporan terakhir, sampai saat ini belum ada laporan kasus meninggal. Belum ada yang melaporkan kasus kematian karena pneumonia," ujar Husnul, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (15/11/2023).

Lebih lanjut, Husnul juga menyebutkan bahwa penyakit tidak menular seperti gangguan jantung, penyakit pembuluh darah yang mempengaruhi arteri dan vena, tekanan darah tinggi, serta diabetes militus. Termasuk dalam kasus penyakit tertinggi di Kota Malang setelah kasus ISPA.

Saat disinggung terkait pengaruh faktor kondisi lingkungan perkotaan yang buruk, dalam penyebab meningkatnya kasus ISPA di Kota Malang. Husnul menjelaskan bahwa ISPA dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Mulai dari faktor lingkungan seperti polusi udara, hingga kondisi rumah dan perilaku individu.

"Faktor luar misalnya lingkungan, polusi, perubahan cuaca, cuaca ekstrem, itu akan mempengaruhi. Nah faktor dari dalam misalnya ada anggota keluarga seperti apa. Kemudian bagaimana lingkungan rumahnya, apakah ventilasi udara cukup apa enggak, sirkulasi udara cukup apa enggak. Paling tidak harus masuk kriteria rumah sehat. Kedua, tentu perilaku masing-masing individunya," ungkapnya.

Dalam konteks polusi udara sebagai salah satu faktor pemicu ISPA. Husnul juga menghendaki bahwa kemacetan lalu lintas di Kota Malang, dapat berpotensi menyebabkan gangguan sistem pernafasan, akibat polusi yang dihasilkan dari kendaraan bermotor.

"Ya, polusi itu kan macam-macam, bisa dari asap kendaraan bermotor, polusi dari pembangunan, debu-debunya. Polusi yang lain misal dari lingkungan yang banyak hewan peliharaan, itu sumber polusi. Jadi kalau kemacetan sehingga menyebabkan polusi kendaraan, ya bisa jadi potensi," tegas Husnul.

Oleh karena itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap tertib dalam menggunakan perlindungan tubuh. Seperti penggunaan masker saat berkendara, sebagai langkah pencegahan kasus penyakit ISPA.

Sebagai informasi, dikutip dari laman Kemenkes RI, kasus ISPA termasuk dalam 10 penyakit tertinggi yang terjadi di Indonesia. Di mana dalam dunia medis, istilah ISPA digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan bawah. Termasuk hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, dan paru-paru.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.