
GAZA (Lenteratoday)- Pasukan Israel menyerbu kota terbesar kedua di Gaza, Khan Younis, pada Selasa (5/12/2023) waktu setempat. Dikutip dari Associated Press, Rabu (6/12/2023), aksi Israel usai kegagalan gencatan senjata menyebabkan sejumlah warga Palestina kehilangan nyawa dan terluka.
Gencatan senjata yang sempat berjalan tujuh hari antara Hamas dan Israel gagal diperpanjang pada akhir pekan lalu. Padahal selama sepekan gencatan senjata Israel dan Hamas saling tukar sandera.
Pernyataan militer Israel pasukan Zionis sudah berada di jantung kota Khan Younis. Kota itu adalah target awal ekspansi operasi militer Israel di selatan Gaza.
Pasukan Zionis menegaskan, tujuan utama perluasan serangan ke Gaza masih sama yaitu membasmi Hamas dan infrastruktur terornya.
Meski menyatakan sudah mencapai jantung Khan Younis, Israel mengakui mereka berhadapan dengan pertarungan sengit dan paling intens sejak mengumumkan perang melawan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, mengatakan penyerbuan ke Khan Younis menggunakan senjata berat. Bahkan diakui pula mereka menyasar beberapa target sipil.
Halevi mengatakan, milisi Hamas menggunakan rumah warga sipil untuk menyimpan senjata. Itu dilakukan agar Hamas bisa menyerang Israel dengan pakaian sipil.
"Menyerang mereka harus memakai senjata yang signifikan untuk melepaskan tembakan, baik untuk menembak musuh serta melindungi tentara kami," kata Halevi.
Halevi menambahkan, serangan Khan Younis adalah tahap tiga operasi darat ke Gaza. Ia tak mengungkap detail pergerakan tentara Israel saat ini.
Penduduk setempat mengungkap bahwa tentara Israel sudah bergerak maju ke Bani Suheila yang berada di ujung Khan Younis. Pasukan Israel turut memutus jalan di antara Khan Younis dan Deir al-Balah.
Fota yang diambil dari citra satelit menunjukkan 150 tank, truk pengangkut tentara serta kendaraan militer lainnya berada di Khan Younis dan Deir al-Balah.
Saksi mata lain mengungkap serangan Israel pada Selasa ini di Khan Younis menghantam sebuah sekolah, yang dipakai ratusan orang berlindung."Apa yang terjadi tidak bisa terbayangkan," ujar seorang warga yang tinggal di dekat sekolah target Israel, Hamza al-Brush.
Sumber:Associated Press,ist/Editor: widyawati