Catatan Pendidikan 2023: Bupati Kediri Hadirkan Boarding School Gratis hingga Naikkan Honor Guru Non-ASN

KEDIRI (Lenteratoday)-Jelang tutup tahun, Kabupaten Kediri mencatat pencapaian dunia pendidikan di 2023. Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berhasil wujudkan boarding school gratis di Kecamatan Pare hingga peningkatan honor guru non-Aparatur Sipil Negara (ASN) atau honorer.
Bekerjasama dengan Putra Sampoerna Foundation (PSF), SMA Dharma Wanita 1 Pare boarding school menjadi sekolah gratis pertama yang didirikan bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini. Di tahun ajaran 2023/2024 ini sebanyak 130 anak menjadi siswa sekolah itu.
“Spirit pendirian sekolah ini adalah mengangkat derajat hidup masyarakat kita yang paling bawah. Mereka yang menjadi siswa sekolah itu harus benar-benar dari keluarga yang tidak mampu,” kata bupati Dhito kala melontar gagasan pendirian boarding school gratis .
Dengan mendapat kesempatan bersekolah gratis, anak-anak dari keluarga kurang mampu ini dalam jangka panjang diharapkan dapat bersaing mendapatkan pekerjaan yang terbaik sehingga dapat mengangkat derajat hidup keluarga.
Kualitas pendidikan termasuk kehidupan keseharian siswa selama di asrama menjadi perhatian serius bupati muda ini. Mas Dhito terus memantau perkembangan siswa, bahkan tak jarang melakukan kunjungan ke sekolah.
“Orangtua mereka menitipkan anaknya kepada kami, maka kami punya tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada anak-anak ini,” urainya.
Bersama PSF, pemerintah daerah mengupayakan para siswa setelah lulus memiliki kesempatan melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur beasiswa. Terlebih program beasiswa ini di Pemkab Kediri dari tahun ke tahun terus digenjot.
Pada 2023, pemerintah kabupaten kediri tercatat menyalurkan beasiswa GNOTA bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu dengan nilai Rp23 miliar. Jumlah ini meningkat dari tahun 2022 sebanyak Rp22,5 miliar dan 2021 sebanyak Rp20 miliar.
Tak kalah penting untuk meningkatan mutu pendidikan bagi anak didik, kompetensi tenaga pendidik juga menjadi perhatian pemerintahan daerah. Guna meningkatkan kompetensi guru dilakukan kegiatan pendampingan termasuk diadakan program pertukaran guru.
“Harus disadari dalam dunia pendidikan tidak melulu bagaimana siswa, tapi upgrade kualitas guru juga menjadi sangat penting. Ini juga kita lakukan di seluruh SD dan SMP yang ada (di Kabupaten Kediri),” ungkap Mas Dhito.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Kediri, kesejahteraan guru non-ASN juga menjadi perhatian serius Mas Dhito. Dalam kepemimpinannya, anggaran untuk insentif guru dinaikkan. Pada tahun 2023 anggaran insentif bagi guru dengan nilai Rp14 miliar pada 2024 mendatang dinaikkan menjadi Rp21 miliar.
Kenaikan insentif itu, guru Taman Posyandu (Tapos) yang semula belum mendapat insentif pada 2024 direncanakan menerima sebesar Rp100.000 dengan penerima 1.000 guru. Kemudian guru PAUD, TK, Kelompok Bermain, SD serta SMP yang semula mendapat Rp100.000 naik menjadi Rp200.000. Sedangkan guru eks K2 semula Rp500.000 naik 50 persen menjadi Rp750.000.
“Sudah kita hitung dengan kemampuan anggaran yang ada. Maka di tahun 2024 kita naikkan sedikit lebih baik bagi guru dengan masa bhakti minimal 3 tahun,” terangnya.
Mas Dhito menyadari, dengan penghasilan saat ini didapat, kesejahteraan guru non ASN masih belum ideal. Selain peningkatan insentif, pihaknya juga mendorong guru non-ASN dapat berwirausaha guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan memiliki usaha, guru tidak hanya bergantung pada kenaikan insentif.
“Maka bagi guru non-ASN yang mau punya usaha, mau bikin UMKM atau apapun kita siap (membantu) apakah permodalan dari bank daerah atau langsung pemerintah kabupaten atau kita berikan pelatihan dengan satu set alat untuk usaha,” pungkasnya.
Menindaklanjuti kebijakan itu, Mas Dhito meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri menginventarisir guru non-ASN di Kabupaten Kediri yang telah memiliki usaha termasuk guru yang belum mempunyai usaha dan berkeinginan menciptakan usaha baru. Hasil inventarisir itu untuk mengetahui program yang cocok diberikan kepada para guru.
Reporter: Gatot Sunarko/ Editor: widyawati