
MALANG (Lenteratoday) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang gencar berupaya mengoptimalkan potensi ekspor kopi. Namun diketahui saat ini salah satu kendalanya adalah terbatasnya produksi komoditas tersebut.
Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto mengatakan, upaya peningkatan produksi pun menjadi fokus Pemkab Malang.
Dikenal dengan kualitas kopi yang unggul, Didik menyebutkan produksi kopi yang hanya mencapai 13 ribu ton per tahun, nyatanya masih jauh dari peluang ekspor sebesar 43 ribu ton. Untuk itu, pihaknya mengaku telah mencanangkan beberapa langkah strategis, seperti edukasi terhadap petani, sembari membuka peluang kerjasama dengan mitra industri.
"Karena produk kopi kita ini bisa menghasilkan 13 ribu ton dalam satu tahun, sementara kebutuhan ekspor (kopi) Indonesia, itu sekitar 43 ribu ton. Nah sisanya itu diambilkan dari luar pulau. Makanya dari Kabupaten Malang, kami berupaya agar seluruh petani untuk dapat meningkatkan produksinya," ujar Didik, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (9/1/2024).
Dalam mendorong upaya untuk meningkatkan produksi, Didik menggarisbawahi pentingnya memberikan edukasi kepada para petani kopi di Kabupaten Malang. Menurutnya, edukasi akan lebih dioptimalkan mulai dari cara tanam hingga panen, penjemuran yang tepat, hingga proses roasting dan pengemasan yang menarik, akan menjadi fokus dalam pendekatan ini.
"Tentunya kami juga memberikan edukasi, jadi mulai dari proses cara menanam, kemudian panen yang baik, penjemurannya bagaimana, sampai nanti proses roasting, dan packagingnya," tambah Didik.
Dalam konteks yang sama, Didik juga menekankan pentingnya kolaborasi antara eksportir dan kelompok tani kopi untuk menjaga stabilitas harga dan kualitas produk yang memenuhi standar pasar internasional. Menurutnya, komunikasi yang baik antara pihak-pihak terkait menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan hasil ekspor kopi.
"Nah dari situ kami juga meminta agar mitra-mitra kita, itu agar ada komunikasi dengan kelompok tani kopi. Agar eksportir ini bisa membantu atas kestabilan harga produk kopi. Kemudian proses olah sesuai standar itu seperti apa, kan begitu," tegasnya.
Menyambung pernyataan dari Wabup Didik, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Avicenna Medisica, juga menegaskan bahwa potensi ekspor kopi dari Kabupaten Malang masih jauh dari maksimalnya. Dalam hal ini, pihaknya menyebutkan pentingnya peningkatan standar produk untuk memenuhi permintaan pasar.
"Nah kalau untuk kopi kan kita memang sudah terkenal Kopi Dampit. Tapi dengan produksi petani yang masih belum mencukupi peluang ekspor, ini kan sayang. Sebenarnya kita masih banyak sekali peluang di situ. Ada mitra yang menyampaikan bahwa perlu ada peningkatan kualitas, supaya memenuhi standar yang diekspor. Tentunya juga perlu pembinaan terhadap petani, baik teknis budidaya maupun aspek pembiayaan," urainya.
Avicenna juga menegaskan bahwa pihaknya secara rutin menyelenggarakan pelatihan bagi petani. Tidak hanya untuk petani reguler, namun juga untuk generasi milenial yang tertarik dalam industri pertanian.
Terkait hal ini, menurutnya jumlah peserta pelatihan dari kalangan petani milenial telah mencapai hampir 6 ribu orang, menandakan keseriusan dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi dunia pertanian yang semakin berkembang.
Sementara itu, dalam rangka meningkatkan akses pasar, Avicenna menekankan pentingnya kerjasama dengan mitra yang dapat membantu dalam mengembangkan pasar. Tidak hanya untuk komoditas, namun juga bagi generasi milenial yang memiliki potensi besar dalam industri ini.
"Karena kalau ekspor itu sebenarnya kalau petani kita siap. Standar seperti apa yang dimintakan, nah itu mulai kita programkan mulai saat budidaya sampai saat panen. Nah kalau memang akses pasar itu ada jaminan pihak mitra atau outaker, tentunya para petani siap untuk mempersiapkan apa yang dibutuhkan sesuai dengan standar yang ada," terangnya.
Diakhir, Avicenna menyatakan bahwa fokus ke depannya adalah menjajaki pasar India sebagai salah satu tujuan ekspor. Dengan potensi yang dimiliki dan dukungan dari pihak eksportir, pihaknya yakin bahwa ekspor kopi Kabupaten Malang dapat terus berkembang.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: widyawati