
SURABAYA (Lenteratoday) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta 63 Puskesmas di Kota Pahlawan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi penularan apabila mendapatkan informasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Puskesmas segera melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) <1 x 24 jam setelah mendapatkan informasi adanya kasus DBD," kata Eri, Jumat (16/02/2024).
Eri menjelaskan, bahwa PE yang dimaksud adalah upaya penyelidikan investigasi yang fokus terhadap penularan penyakit DBD. Seperti pencarian identifikasi adanya kasus infeksi dengue dan atau kasus suspek infeksi lainnya.
Selain itu, pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah atau bangunan sekitar, termasuk tempat-tempat umum yang berada dalam wilayah radius.
Eri juga meminta masyarakat di masing-masing wilayah agar melakukan beberapa kegiatan sebagai upaya peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit DBD.
"Memberantas vektor penular penyakit DBD (nyamuk Aedes) dengan melaksanakan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) secara rutin dengan kegiatan 3M PLUS," jelasnya.
Ia mendorong masyarakat untuk menggiatkan kembali Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) secara masif dan konsisten. Yakni, dengan menunjuk juru pemantau jentik di setiap rumah atau instansi untuk memastikan tidak ada jentik di masing-masing lingkungan wilayah.
Eri juga mengimbau jajarannya untuk melakukan Gebyar PSN DBD di tingkat kecamatan atau kelurahan secara rutin setiap minggu sekali. Termasuk melakukan monitoring dan evaluasi pemantauan jentik secara berkala di wilayah kerja masing-masing dengan memastikan Angka Bebas Jentik (ABJ) riil minimal 95 persen.
Diketahui sejumlah gejala penyakit DBD yang perlu diwaspadai di antaranya: demam tinggi tanpa sebab 2-7 hari, ruam atau bintik merah pada kulit, nyeri pada otot dan sendi, serta pusing, mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri ulu hati.
Selain itu, gejala lain DBD adalah mengalami mimisan atau pendarahan ringan pada gusi. Sedangkan untuk hasil laboratorium, trombosit 100.000/mm3, hematokrit meningkat 20 persen dan pemeriksaan serologis positif (IgG, IgM, NS1).
Reporter: Amanah Nur Asiah (mg)|Editor: Arifin BH