08 April 2025

Get In Touch

Dinkes Kota Malang Siapkan RS Khusus Layani Kesehatan Mental Caleg Gagal

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lenteratoday)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang telah menyiapkan rumah sakit (RS) khusus untuk memberikan layanan kesehatan mental bagi calon legislatif (caleg) yang menghadapi kegagalan dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. Langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi dampak psikologis pasca Pemilu yang kemungkinan dialami oleh para caleg.

Sebelumnya, Husnul menjelaskan Dinkes Kota Malang juga telah menetapkan langkah-langkah antisipatif dengan menyiapkan 26 RS sebagai rujukan darurat selama pelaksanaan pemilu. Rujukan ini tidak hanya mencakup kondisi medis seperti kecelakaan kerja dan jatuh, tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan pasca pemilu.

"Nah rujukan ini baik dalam rujukan kondisi mungkin seperti kecelakaan kerja, jatuh, atau kondisi lainnnya, atau pasca pemilunya," ujar Husnul, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (17/2/2024).

Lebih lanjut, selain menyediakan rujukan layanan kesehatan umum di 26 RS. Dinkes Kota Malang juga telah menyiapkan tiga RS khusus yang fokus pada layanan kesehatan mental. Serta masing-masing RS menyediakan kapasitas sekitar 20 tempat tidur. Husnul menekankan, langkah ini bertujuan untuk memastikan aksesibilitas bagi caleg yang mungkin memerlukan perawatan kesehatan mental pasca-Pemilu.

"Selain itu, kami juga menyiapkan 3 RS yang bisa memberikan layanan kesehatan mental. Ada di RSSA, RST Soepraoen, kemudian antara RS Lavalette atau gak di RS Panti Nirmala. Kapasitasnya sekitar 20 bed. Dan kalau memang itu belum mampu untuk menampung, kami sudah berkoordinasi dengan RS milik kemenkes yaitu yang ada di Lawang, di RSJ Lawang," tuturnya.

Mengakhiri pernyataannya, Husnul menyebutkan bahwa layanan kesehatan mental yang diberikan tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga mempertimbangkan identifikasi kondisi pasien. Menurutnya, pelayanan ini dilakukan dengan melibatkan dokter ahli kesehatan jiwa dan psikolog. Dua ahli ini akan bertugas menentukan diagnosa pasien dan menentukan apakah perlu rujukan ke RS lain atau dapat ditangani di 3 RS yang telah ditunjuk tersebut, mengingat pentingnya pendekatan terhadap kesehatan mental yang holistik.

"Jadi harus kita lihat dulu, perlu identifikasi apakah dia masuk ke dalam gangguan mental dalam arti ini bisa gangguan jiwa atau mungkin hanya depresi. Nah RS yang sudah kita sediakan tadi, itu untuk mengidentifikasi, apakah ini harus dirujuk ke RS lainnya atau cukup di sini," tukasnya. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.