
Seorang anggota pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, dilaporkan meninggal dunia.
Meninggalnya Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitternya, Selasa.
“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno.
Mengutip laporan AFP dari sumber PBB, anggota pasukan perdamaian dari Indonesia terbunuh dan seorang lainnya terluka dalam serangan oleh milisi pada Senin malam (22/6) di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Patroli mereka diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara.
Menlu Retno menyampaikan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan.
Dalam sebuah pernyataan, Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengutuk serangan itu, yang katanya dilakukan oleh "tersangka anggota ADF" yakni Pasukan Sekutu Demokrat, sebuah kelompok bersenjata terkenal di timur negara tersebut.
Tentara itu telah mengambil bagian dalam proyek untuk membangun jembatan di daerah Hululu.
ADF adalah gerakan Muslim terutama yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an, yang menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.
Pada 1995, kelompok itu pindah ke Republik Demokratik Kongo, yang menjadi basis operasinya, meskipun mereka tidak melakukan serangan di Uganda selama bertahun-tahun.
Menurut catatan PBB, gerakan tersebut telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak akhir Oktober, ketika tentara Kongo melancarkan serangan terhadapnya.
ADF menewaskan 15 tentara PBB di pangkalan mereka di dekat perbatasan Uganda pada Desember 2017, dan tujuh lainnya dalam serangan pada Desember 2018.
Putra Simalungun
Serma Rama Wahyudimerupakan putra ketiga dari empat bersaudara. Ia putra asli KabupatenSimalungun, tepatnya Jalan Air Bersih, Desa Kerasaan, Kecamatan PematangBandar. Beliau merupakan lulusan Secaba Tahun 2004.
Abang kandung almarhum, Aris saat dihubungi wartawan, Rabu siang (24/6/2020), menyampaikan sosok adiknya adalah orang yang loyal dan lurus dalam bekerja.
Pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Twitter)
"Ya, beliau lahir di sini dan lulus Secaba tahun 2004-2005 melalui penerimaan prajurit TNI-AD dari Kodam Jaya di Jakarta. Sejak berdinas, beliau orang yang lulus dalam hal apapun," kata Aris mengenang sosok adiknya ini.
Saat ini ia berdinas di Paldam Korem 031/Wira Bima, yangmerupakan satuan di bawah komando Kodam I/Bukit Barisan.
"Di Pekanbaru,dia meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Anaknya yangpaling besar naik kelas 2 SD, anak kedua usia 4 tahun dan anak ketiga baruberusia 2 tahun," cerita Aris.
Serma Rama Wahyudisudah terjun ke misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo sejakFebruari 2020 (5 bulan).
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah,Serma Rama Wahyudi sempat menghubungi keluarga di Simalungun, danbercerita bahwa kondisi dirinya selama bertugas baik-baik saja.
"Terakhir pasmalam takbiran (Waktu Indonesia Barat), dia ada nelpon kami di sini. Dia bilangkondisi di Congo, aman-aman saja. Tiba-tiba ada kabar seperti ini, kami terpukullah," katanya (Ant-abh).