13 April 2025

Get In Touch

Penelitian Terhadap Virus Kelinci di Australia Diperluas

Persaingan kelinci liar dengan hewan lokal menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati tanaman, mengurangi hasil panen dan merugikan pertanian sekitar $239 juta per tahun (22/2/2024). (Foto: CSIRO)
Persaingan kelinci liar dengan hewan lokal menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati tanaman, mengurangi hasil panen dan merugikan pertanian sekitar $239 juta per tahun (22/2/2024). (Foto: CSIRO)

CANBERRA (Lenteratoday) - Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) pada hari Kamis (22/2/2024) mengumumkan penelitian terbaru yang menunjukkan perluasan pengujian virus penyakit hemoragik kelinci (RHDV).

Sejak diluncurkan pada tahun 2015, program pemantauan hama telah meningkatkan jumlah sampel jaringan yang diuji kurang dari 30 sampel setiap tahun menjadi rata-rata 345 sampel per tahun.

RHDV ini biasa dikenal dengan nama Rabbit Calicivirus atau Lagovirus. RHDV dimanfaatkan sebagai agen biokontrol untuk mengelola kelinci liar yang merupakan salah satu spesies hama paling merusak di Australia.

Menurut CSIRO, Kelinci liar bersaing dengan hewan lokal untuk makanan sehingga bisa mengurangi keanekaragaman tanaman. Kelinci liar sudah merugikan industri pertanian sebesar 239 juta dolar Australia (156,5 juta dolar AS) per tahun dengan mengurangi hasil panen.

Ilmuwan CSIRO, Maria Jenckel, menggunakan hasil penelitian terbarunya untuk mendorong warga Australia, terutama mereka yang berada di daerah regional dan pedesaan agar berkontribusi dalam program pemantauan RHDV.

Sepanjang program ini, para warga peneliti dapat mengambil sampel jaringan dari kelinci mati yang ditemukan di daerah mereka dengan mengirimkannya ke CSIRO untuk pengujian RHDV.

Data tersebut kemudian digunakan untuk melacak penyebaran penyakit tersebut.

"Proyek sains warga ini berkontribusi langsung pada penelitian biokontrol kelinci yang memiliki manfaat jangka panjang untuk biosekuriti Australia, konservasi spesies asli dan kesehatan ekosistem". pernyataan ini berasal dari Nias Peng, seorang ahli virologi CSIRO dalam siaran media yang dikutip dari Xinhua pada kamis (22/2/2024).

"Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertahankan program serupa dalam jangka panjang guna memantau munculnya serangan baru RHDV dan variasi yang yang dapat mempengaruhi populasi kelinci liar dan domestik."

Program ini didanai oleh Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan federal yang memungkinkan para peneliti untuk melacak RHDV dalam skala geografis yang lebih luas. Dengan begitu mereka tidak perlu lagi secara langsung mengumpulkan sampel jaringan, ungkap Peng. (*)

Sumber: Xinhua
Penerjemah: Yuda (mk) | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.