
MALANG (Lenteratoday) - Selama dua bulan di awal tahun 2024 ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mencatat sekitar 243 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tersebar di Kabupaten Malang. Namun, Kepala Dinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo mengklaim terjadinya penurunan pada tren temuan kasus bulanan.
Menurut Wiyanto, di sepanjang Januari 2024, temuan kasus DBD tercatat sebanyak 175 kasus. Sedangkan dari periode 1-28 Februari kemarin, ada sebanyak 139 temuan kasus yang disebabkan oleh virus Dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.
"Justru kalau melihat tren bulanan, kasus DBD di Kabupaten Malang pada 2024 ini cenderung menurun. Bulan Januari itu ada 175 kasus. Sedangkan di bulan Februari kasusnya mengalami penurunan menjadi 139,” ujar Wiyanto, saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Kamis (29/2/2024).
Wiyanto menambahkan, dari 314 kasus DBD yang ditemukan sepanjang Januari-Februari 2024 ini, satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia. "Per 28 Februari kemarin, angka kasus kematian akibat DBD itu ada satu jiwa. Warga lansia dan memang punya komorbid juga,” tambahnya.
Oleh karena itu, Wiyanto menegaskan pentingnya masyarakat untuk tetap menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih. Serta gencar dalam melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing, khususnya pada area yang sering dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air.
Lebih lanjut, Wiyanto menyebutkan bahwa situasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Malang cenderung menunjukkan fluktuasi. Menurutnya, sejak tahun 2003 hingga Februari 2024, angka penderita DBD terus mengalami naik-turun. Di mana lonjakan kasus terjadi pada tahun 2019 mencapai 1.558 kasus, sedangkan angka kematian tertinggi tercatat pada tahun 2007, mencapai 26 jiwa dari 1.010 kasus yang ditemukan.
"Kalau berdasarkan analisis yang kami lakukan, angka kematian akibat DBD di Kabupaten Malang terus mengalami perubahan. Tapi terpantau pada tahun 2022 dan 2023 kemarin, angka kematian kasus ini masih sama, yakni 9 orang," tukasnya.
Diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Imran Pambudi, menyoroti kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2024. Imran menjelaskan, peningkatan ini terkait erat dengan musim penghujan dan fenomena iklim El-Nino yang sedang berlangsung.
Menurutnya, siklus El-Nino saat ini berpengaruh pada curah hujan dan tren suhu. Ketika berada di daerah panas, nyamuk akan menjadi semakin ganas. Selain itu, penularan demam berdarah juga dipengaruhi oleh suhu, di mana suhu yang semakin tinggi memperpendek hari siklus. Artinya, frekuensi nyamuk untuk mengisap lebih banyak meningkatkan kemampuan penularan.
Reporter: Santi Wahyu/ Editor: widyawati