
SURABAYA (Lenteratoday) - DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menghormati sikap kesatria salah satu kadernya di Bangkalan, Mahfud.
Langkah Mahfud menyatakan mundur sebakai bakal calon Bupati Bangkalan sekaligus Anggota DPRD Jatim terpilih mendapat apresiasi dari Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Said Abdullah.
"Jiwa besarnya itu yang saya apresiasi, saya hormati betul," ungkap Said Abdullah, Rabu (17/7/2024).
Karenanya, pria yang juga Ketua Banggar DPR RI tersebut meminta kepada seluruh pihak menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.
"Bahwa salah atau tidak, biarkan hukum yang menentukan. Kita tidak perlu menjustifikasi," tegasnya.
"Untuk hal ini, kami akan menyiapkan tim hukum untuk mendampingi adinda Mahhud," imbuhnya.
Seperti diberitakan beberapa waktu sebelumnya, PDI Perjuangan telah memberikan surat tugas kepada Mahhud sebagai bakal calon bupati Bangkalan yang akan diusung. Namun secara mengejutkan, terjadi simpang siur Mahfud terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Bangkalan.
Karenanya, Pria yang masih menjabat sebagai Anggota DPRD Jawa Timur tersebut meluruskan informasi yang tengah berkembang, Selasa (9/7/2024).
Mahfud membenarkan adanya penggeledahan di rumahnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun ia menyangkal terjaring OTT.
"Bahkan saya memohon ijin sebelum penggeledagan agar bisa mengeluarkan anak saya dari rumah, dan itu diizinkan. Penggeledahan itu tidak seperti yang kita bayangkan, artinya benar-benar dilakukan dengan kekeluargaan," jelasnya.
Pada saat yang bersamaan, Mahfud memohon maaf kepada masyarakat Bangkalan, dan menyatakan mundur dari Kontestasi Pilkada di Bangkalan.
"Sebagai anggota DPRD Jatim terpilih, saya juga telah menyampaikan kepada partai kami, saya ingin tidak ingin melanjutkannya. Insya Allah akan digantikan peringkan perolehan suara setelah saya," pungkasnya.
Reporter: Pradhita|Edirtor: Arifin BH