11 April 2025

Get In Touch

Survei: 82 Persen Penduduk Daerah Tertinggal Sudah Terhubung Internet

ARSIP: Presiden Joko Widodo pada peresmian pengoperasian sinyal BTS 4G Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) dan akses internet di desa tertinggal, terdepan, terluar (3T), serta pengoperasian dan integrasi satelit Republik Indonesia yang
ARSIP: Presiden Joko Widodo pada peresmian pengoperasian sinyal BTS 4G Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) dan akses internet di desa tertinggal, terdepan, terluar (3T), serta pengoperasian dan integrasi satelit Republik Indonesia yang

JAKARTA (Lenteratoday) - Survei terbaru yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kemenkominfo mengungkap, pada tahun 2024, sebanyak 82,6 persen penduduk daerah tertinggal di Indonesia telah terhubung internet.

Pada survei berjudul "Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal" dan profil pasar layanan penyedia internet (ISP) di Indonesia yang dirilis di Jakarta tersebut, sebanyak 8,1 juta pengguna dari total sekitar 9,8 juta penduduk daerah tertinggal telah memiliki akses internet.

“Namun demikian, berdasarkan hasil survei yang kami lakukan masih ada 17,4 persen masyarakat yang belum memiliki akses internet, dan ini merupakan tantangan besar yang harus kita atasi bersama,” ujar Ketua Umum APJII Muhammad Arif, Selasa (18/9/2024).

Survei ini juga menemukan bahwa 14,8 persen masyarakat menyebut biaya kuota internet yang terlalu mahal sebagai alasan utama mengapa mereka belum terhubung dengan internet.

Di sisi lain, 49,23 persen ISP yang terlibat dalam survei berharap adanya insentif pajak bagi mereka yang berkomitmen membangun layanan di daerah rural 3T.

"APJII akan terus mendorong kebijakan yang mendukung hal ini agar para penyedia layanan internet dapat lebih termotivasi untuk memperluas cakupan layanan mereka,” kata Arif.

Adapun survei tersebut bertujuan untuk memperoleh wawasan mendalam tentang tantangan dan peluang pengembangan infrastruktur internet di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta memberikan gambaran mengenai kondisi dan kebutuhan ISP di pasar Indonesia.

Menggunakan metode penentuan sampel probability sampling, survei “Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal” melibatkan 1.950 responden dari 17 provinsi, 64 kabupaten di daerah tertinggal, serta 322 ISP. Adapun periode survei ini diselenggarakan pada Juli hingga September 2024.

Arif menyatakan bahwa sinergi antara BAKTI dan APJII dalam survei ini merupakan langkah konkret untuk mewujudkan akses internet yang merata di seluruh pelosok negeri.

Saat ini, sebanyak 1.020 desa telah diidentifikasi membutuhkan sinyal internet, di mana sekitar 464 desa telah teratasi, sementara 556 desa masih dalam proses.

Internet di IKN

Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mendorong agar penyedia jasa internet (ISP) lokal turut dilibatkan dalam infrastruktur digital di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Kita ingin yang lokal-lokal dilibatkan ke IKN untuk bisa berkompetisi secara sehat," kata Arif di Jakarta, katanya. 

Arif menyatakan, saat ini sebagian besar ISP yang terlibat di IKN masih berasal dari penyedia jasa internet milik negara, sementara ISP lokal belum dilibatkan dalam pengembangan kawasan tersebut.

Menurut Arif APJII memiliki perwakilan di Balikpapan, yang menjadi titik koordinasi untuk wilayah Kalimantan. Berdasarkan data yang dimiliki APJII, terdapat sekitar 50 penyedia jasa internet lokal yang beroperasi di Pulau Kalimantan.

"Setahu saya saat ini masih melibatkan ISP dari 'pelat merah' ya, BUMN setahu saya. Saya sudah mengimbau juga dari otorita dan pemerintah juga, seiring dengan perkembangan IKN, teman-teman yang lokal dilibatkan untuk membangun bersama IKN ini," kata dia.

Ditambahkan, meskipun pada tahap awal pembangunan IKN diperlukan keterlibatan dari penyedia jasa internet milik negara untuk mempercepat proses, namun, dia berharap ISP lokal dapat diikutsertakan dalam pengembangan IKN ketika wilayah tersebut sudah mulai beroperasi sepenuhnya.

Sebelumnya, dalam hal konektivitas di IKN, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi pada Kamis (14/3) mengatakan Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki konektivitas andal yang disediakan oleh salah satu perusahaan telekomunikasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Telkom Indonesia.

Pembangunan infrastruktur itu mengacu pada pembangunan Telkom Smart Office (TSO) IKN yang peletakan batu pertamanya telah dilakukan pada akhir Februari 2024 dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Menteri BUMN Erick Thohir saat itu bahkan menyebutkan bahwa TSO IKN disiapkan untuk menjadi hub telekomunikasi nusantara sedini mungkin.

Secara lebih rinci di IKN Telkom dipercaya menyediakan konektivitas yang andal lewat pemanfaatan jaringan backbone fiber optik untuk layanan berbasis fixed broadband, lalu ada juga layanan seluler 4G dan 5G dari Telkomsel, satelit, dan WiFi (*)

Sumber: Antara|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.