13 April 2025

Get In Touch

Di Tengah Deflasi, Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Kota Malang Menurun

Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan. (Santi/Lenteratoday)
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan. (Santi/Lenteratoday)

MALANG (Lenteratoday) - Di tengah deflasi yang dialami Kota Malang pada September 2024, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel, baik berbintang maupun non-bintang, mengalami penurunan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, TPK hotel berbintang pada Agustus 2024 turun sebesar 2,95 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, hotel non-bintang mengalami penurunan lebih kecil, yakni 0,41 poin.

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menyoroti kondisi tersebut dan menekankan pentingnya peningkatan sektor pariwisata dalam upaya mendongkrak perekonomian lokal.

"Jadi kami akan terus mendorong pertumbuhan sektor pariwisata melalui berbagai acara, termasuk sport tourism," ujar Iwan, Jumat (4/10/2024).

Salah satu cara yang akan ditempuh, sambung Iwan, yakni dengan meningkatkan sarana dan fasilitas wisata yang lebih nyaman bagi pengunjung.

"Harapannya dengan hal ini dapat meningkatkan durasi lama inap wisatawan di Kota Malang, sehingga mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita," tambah Iwan.

Diketahui, Kota Malang mencatatkan deflasi pada bulan September 2024 sebesar 0,14 persen. Iwan mengungkapkan, angka tersebut menunjukkan tingkat inflasi yang cukup terkendali dan tidak terlepas dari kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan dari berbagai pihak.

"Saya berharap pengendalian inflasi dari semua lini ini tetap konsen dan waspada. Ada beberapa catatan, sektor-sektor yang sangat mempengaruhi inflasi, juga perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menjaga dan mengendalikan inflasi agar terus berjalan dengan baik," jelasnya.

Sementara itu, Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, menjelaskan deflasi di Kota Malang didorong oleh penurunan harga komoditas pangan, khususnya cabai rawit, yang mengalami penurunan harga signifikan karena melimpahnya stok di musim panen.

"Cabai rawit menyumbang andil terbesar terhadap deflasi ini, dengan kontribusi sebesar 0,10 persen. Selain itu, beras, tomat, cabai merah, dan daging ayam ras juga turut menyumbang deflasi," jelas Umar.

Meski begitu, beberapa komoditas tetap menunjukkan kenaikan harga, termasuk bawang merah yang mengalami lonjakan harga karena keterbatasan stok di pasaran. Selain itu, komoditas lain seperti emas perhiasan, sigaret kretek mesin, dan tarif kuliah perguruan tinggi juga mencatatkan kenaikan harga.

Di lain sisi, Umar menyampaikan, untuk inflasi tahunan (year-on-year) di bulan September 2024, Kota Malang berada di angka 1,67 persen, lebih rendah dibandingkan posisi 1,83 persen pada bulan Agustus 2024. (*)

Reporter: Santi Wahyu | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.