13 April 2025

Get In Touch

Jatim Kontributor Terbesar Kedua dalam Ekonomi Nasional dan Jawa

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Forum Investasi se-Jawa Timur Tahun 2024 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (17/10/2024).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Forum Investasi se-Jawa Timur Tahun 2024 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (17/10/2024).

SURABAYA (Lenteratoday) – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, mengatakan bahwa Jawa Timur sebagai kontributor terbesar kedua dalam ekonomi nasional dan Jawa, serta mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Jawa pada periode yang sama.

Erwin memaparkan hal itu berdasarkan pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 4,98% (yoy) pada triwulan II 2024, angka tersebut meningkat dibandingkan triwulan I pada tahun ini. "Kenaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur didorong oleh peningkatan permintaan eksternal, yang tercermin dari kinerja ekspor yang semakin kuat," jelas Erwin dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Forum Investasi se-Jawa Timur Tahun 2024 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (17/10/2024).

Lebih lanjut Erwin menjelaskan bahwa dari sisi penawaran, sektor pertanian menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, terutama berkat kondisi cuaca yang lebih baik dan pergeseran puncak panen padi dari triwulan I ke awal triwulan II.

Di satu sisi, ada catatan bahwa laju pertumbuhan ekonomi sedikit tertahan oleh penurunan kinerja di sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Akan tetapi, kontribusi signifikan dari sektor pertanian, ekonomi Jawa Timur tetap menunjukkan daya tahan yang solid.

Lebih lanjut, Erwin memaparkan tren peningkatan investasi yang berkelanjutan di Jawa Timur. Pasalnya, lanjut Erwin, bahwa realisasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Jawa Timur terus meningkat sejak triwulan I 2023 hingga triwulan II 2024.

Bahkan dalam hal ini, Jawa Timur menempati posisi tiga besar nasional dalam penanaman modal, dengan pangsa sebesar 8,7% dari total investasi Indonesia.

Kinerja investasi yang solid ini, lanjut Erwin, menjadi salah satu pilar utama ketahanan ekonomi Jawa Timur, mengingat investasi merupakan kontributor terbesar kedua bagi perekonomian provinsi ini.

"Outlook untuk triwulan III 2024 diperkirakan tetap kuat, terutama berkat investasi pada bangunan dan barang modal," tambahnya.

Secara keseluruhan, Erwin optimistis bahwa pada tahun 2024, kinerja ekonomi Jawa Timur akan terus berada pada jalur positif dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 4,7%-5,5% (yoy). Sementara itu, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan tetap terkendali dalam rentang target 2,5±1% (yoy).

Kegiatan ini turut mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di bidang ekonomi dan investasi, sekaligus menunjukkan komitmen Jawa Timur dalam menjaga stabilitas ekonomi dan pengendalian inflasi di tengah dinamika ekonomi global.

Sementara itu, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menyampaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan II tahun 2024 tumbuh sebesar 4,98 persen (y-o-y). Jawa Timur menjadi salah satu penyumbang perekonomian terbesar kedua dengan kontribusi sebesar 14,43 persen terhadap PDB nasional dan 25,30 persen terhadap PDRB Pulau Jawa.

"Itu betul-betul Jawa Timur, kami bangga tentunya, kita berkontribusi banyak untuk ketahanan ekonomi nasional," ungkap Adhy.

Adhy juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data BKPM RI, capaian realisasi investasi Jawa Timur pada triwulan III tahun 2024 mencapai Rp 39,69 triliun atau meningkat sebesar 11,6 persen (q-to-q) dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Capaian realisasi investasi Jatim akumulasi bulan Januari-September 2024 juga meningkat 11,3 persen (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

"Capaian membanggakan ini salah satunya ditopang dengan keberadaan 12 kawasan industry existing, dua kawasan ekonomi khusus, dan satu kawasan industri halal, yang juga menjadi alasan kami memposisikan Jawa Timur sebagai 'gerbang nusantara baru'," tegasnya.

Di sisi lain, Adhy mengatakan tingkat inflasi Jawa Timur terkendali sesuai sasaran yang ditetapkan yaitu 2,5 +- 1 persen. Pada bulan september tahun 2024 inflasi Jatim sebesar 1,73 persen (y-on-y), secara bulanan mengalami deflasi sebesar 0,12 persen (m-to-m).

"Dalam 9 bulan terakhir, Jawa Timur mengalami inflasi 4 bulan dan deflasi sebanyak 5 bulan, ini harus kita waspadai," ucapnya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.