
Surabaya – Merasa nasib semakin tergencet akibat harga garamyang terus anjlok bahkan berada pada titik paling rendah sejak beberapa tahunlalu, puluhan orang dari Forum Petani Garam Madura mengadu ke kantor DPRD JawaTimur pada Rabu (6/11/2019).
Mereka mengeluh karena saat ini harga garam menurun drastis di kisaran angka Rp 185 perkilogram. Saiful Rahman ketua Forum Petani Garam Madura meminta pada pemerintah supaya mengambil langkah guna menyelamatkan para petani garam. Diantaranya adalah pembatasan kuota impor garam dari luar negeri. Apalagi, pada akhir tahun 2019 ini petani garam di Madura sedang panen raya.
“Harga terendah sekarang Rp 275 di gudang perusahaan, kalau di petani dikurangi Rp 90 jadi tinggal sekitar Rp 185 dan ini terendah sepanjang sejarah sejak tahun dua ribuan lalu," kata Saiful.
Lebih lanjut dia mengatakan, anjloknya harga garam membuatpetani di Madura banyak yang terancam gulung tikar. Ironisnya lagi, banyakpetani garam yang sudah pindah profesi lain supaya tetap bisa menafkahi keluargamereka. Sebab jika tetap bertahan menjadi petani garam, maka biaya yangdikeluarkan cukup besar dan tidak seimbang dengan pendapatan dari harga jualgaram.
Para petani garam sudah banyak upaya untuk menaikkan hargagaram. Diantara langkah itu, kata Saiful, adalah dengan mendatangi parapengepul garam. Langkah itu pun sudah dilakukan berulang kali, namun tidak membuahkanhasil. Para pengepul tetap tidak mau menyerap garam petani dengan berbagai alasan. “Alasannya gudang penuh dan ngggak mau menampung,” katanya. (ufi)