
JAKARTA (Lenteratoday) - Melonjaknya wabah Human Metapneumo Virus (HMPV) di China dengan gejala mirip Covid-19, ditindaklanjuti Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mewaspai masuknya virus tersebut ke Indonesia. Terutama bagi WNI, yang melakukan perjalanan ke China
Juru Bicara Kemenkes, Widyawati mengatakan pemerintah sejauh ini baru melakukan surveilans, pengamatan, dan pelaporan guna mewaspadai virus itu masuk ke Indonesia. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat, untuk terus menerapkan protokol kesehatan terutama bagi WNI yang melakukan perjalanan ke China.
"Saat ini belum diperlukan kebijakan pembatasan atau larangan perjalanan ke luar masuk Indonesia ke China," ujar Widyawati dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu(4/1/2025)
Hingga saat ini, Kemenkes memastikan belum ada temuan kasus Flu A dan HMPV di Indonesia. Menurut Widyawati, kasus flu A varian H5N1 pernah terjadi di Indonesia pada 2005 dan 2017. Namun, sejak 2018 belum ada temuan kasus tersebut pada manusia.
Sementara untuk varian H5N6 dan H9N2, yang dilaporkan terjadi beberapa kasus di Tiongkok, hingga kini belum pernah dilaporkan terjadi di Indonesia. Hingga saat ini, kata Widyawati, penyebaran dua varian tersebut masih terlokalisir di China.
"Dari data dan informasi yang kami himpun khususnya dari WHO hingga saat ini kasus influenza Tipe A dan HMPV masih menyebar di wilayah Tiongkok saja," kata dia.
Kasus HMPV sebelumnya dilaporkan meledak di China dalam beberapa waktu terakhir. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China pada, Kamis (26/12/2024) mencatat ada tren peningkatan kasus HMPV selama sepekan pada 16 Desember hingga 22 Desember 2024.
Menurut data pihak berwenang, kasus ini meningkat di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun. Provinsi utara China menjadi lokasi penyebaran infeksi yang gejalanya mirip dengan Covid-19 tersebut, demikian dilansir dari Reuters.
Untuk kasus yang parah, HMPV bisa mengakibatkan penderita mengalami bronkitis atau pneumonia, terutama bagi kalangan rentan seperti bayi, lansia, maupun orang dengan gangguan imun.
Adapun gejala HMPV, pencegahan dan pengobatannya melansir dari Antara, Sabtu(4/1/2024) sebagai berikut:
Gejala HMPV
Seseorang yang tertular HMPV dapat mengalami gejala dalam seminggu, yang umumnya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah.
Sementara kasus ringan biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa intervensi, infeksi terkadang dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah seperti bronkitis atau pneumonia.
Cara pencegahan
Tidak ada vaksinasi untuk mencegah infeksi, dan karenanya mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dapat mengurangi risiko penularan.
Beberapa langkah sederhana seperti menjaga kebersihan tangan, menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, dan membersihkan permukaan yang terkontaminasi dapat mencegah penyebaran.
Bagi mereka yang mengalami gejala seperti pilek, praktik utama meliputi menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, mencuci tangan secara menyeluruh, menahan diri dari berbagi peralatan makan atau cangkir, dan menghindari berciuman dengan orang lain. Tetap di rumah saat sakit dan membersihkan permukaan yang sering disentuh dapat lebih mengurangi risiko penularan.
Pengobatan
Tidak ada terapi antivirus khusus untuk infeksi HMPV. Pengobatan terutama difokuskan pada pengurangan gejala, termasuk penggunaan obat bebas seperti asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan demam, serta dekongestan untuk melegakan hidung tersumbat.
Orang dengan PPOK, asma, dan fibrosis paru mungkin mengalami gejala parah dan mungkin memerlukan obat untuk mengendalikan mengi dan batuk.
Editor: Arief Sukaputra/Berbagai sumber