
JAKARTA (Lenteratoday) - Radang usus buntu menjadi salah satu penyakit yang cukup familiar bagi masyarakat Indonesia. Kasusnya bahkan cukup sering ditemukan. Peradangan biasanya terjadi karena infeksi atau penyumbatan pada saluran pencernaan.
Apendisitis bisa menyerang 1 dari setiap 500 orang setiap tahun. Risiko radang usus buntu pun bisa meningkat dengan bertambahnya usia, dan memuncak antara usia 15 dan 30 tahun.
Melansir dari Harvard Health Publishing, radang usus buntu merupakan alasan utama dilakukannya tindakan pembedahan perut pada anak-anak, dengan empat dari setiap 1.000 anak mengharuskan untuk mengangkat usus buntu mereka sebelum usia 14 tahun.
Meski begitu, masih banyak orang yang awam terkait gejala usus buntu hingga tidak menyadari kebiasaan sepele yang bisa memicu penyakit tersebut.
Gejala usus buntu pada umumnya meliputi nyeri perut yang bergerak dari atas pusar menuju sisi kanan bawah perut, mual, muntah, demam ringan, pembengkakan perut, bahkan nyeri saat menyentuh perut.
Berikut ini kebiasaan sepele yang kerap tidak disadari yang dapat menyebabkan radang usus buntu, melansir dari berbagai sumber, Senin (13/1/2025).
- Gemar Mengonsumsi Makanan yang Dibakar
Faktanya, makanan yang diolah menggunakan arang dan membuat bagian makanan tersebut tampak hitam adalah hal yang berbahaya.
Makanan yang dibakar mengandung zat karsinogen yang bisa memicu kanker serta gejala usus buntu. Beberapa jenis makanan tersebut adalah satai, ayam bakar, atau ikan bakar.
- Sering Makan Gorengan
Tidak hanya makanan yang dibakar, makanan yang digoreng juga memiliki kandungan zat karsinogen yang berbahaya.
Oleh karena itu, kamu wajib mengurangi makan gorengan atau menghentikannya. Alternatif yang lebih sehat adalah mengonsumsi makanan yang direbus atau dikukus.
- Mengonsumsi Daging Kalengan
Bermacam jenis daging instan di supermarket juga merupakan pilihan yang buruk untuk dikonsumsi setiap hari.
Daging instan diduga memiliki kandungan zat karsinogen yang memicu radang usus buntu.
- Sering Menahan Kentut
Kebiasaan yang sepele ini dapat memicu radang usus buntu. Hal ini karena saat gas berada dalam saluran pencernaan menjadi tertahan.
Akibatnya, membuat dinding usus menjadi tipis sehingga risiko peradangan usus buntu menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, usahakan untuk segera mengeluarkan kentut.
- Jajan Sembarangan
Radang usus buntu bisa disebabkan karena adanya infeksi bakteri, misalnya bakteri jenis Salmonella dan E. Coli, bisa hidup di makanan yang kurang higienis.
Oleh sebab itu, jika kamu terbiasa jajan sembarangan, radang usus buntu jadi lebih mudah menyerang.
Pencegahan dan Pengobatan Radang Usus Buntu
Sayangnya, para ahli berpendapat bahwa tidak ada langkah yang bisa mencegahnya. Mungkin kamu bisa mencoba melakukan gaya hidup sehat, seperti tidak jajan sembarangan, lebih banyak makan dan sayuran yang diolah dengan baik, serta rajin olahraga.
Sementara untuk mengobati radang usus buntu, dokter menyarankan dilakukannya operasi untuk menghilangkan usus buntu. Operasi disarankan untuk dilakukan sesegera mungkin untuk mengurangi kemungkinan pecahnya usus buntu. Terdapat dua metode yang bisa dijalankan, antara lain:
• Operasi Laparoskopi. Selama operasi laparoskopi, ahli bedah menggunakan beberapa sayatan yang lebih kecil dan alat bedah khusus yang mereka makan melalui sayatan untuk menghapus usus buntu. Operasi laparoskopi menyebabkan komplikasi yang lebih sedikit, seperti infeksi terkait rumah sakit, dan memiliki waktu pemulihan yang lebih singkat.
• Laparotomi. Ahli bedah menggunakan laparotomi untuk menghilangkan usus buntu melalui sayatan tunggal di daerah kanan bawah perut.
Setelah operasi, ahli bedah merekomendasikan agar kamu membatasi aktivitas fisik selama 10 hingga 14 hari pertama setelah laparotomi dan untuk 3 hingga 5 hari pertama setelah operasi laparoskopi.
Co-Editor: Nei-Dya/Berbagai Sumber