18 April 2025

Get In Touch

PDIP Merapat ke Pemerintah?

Ilustrasi Foto: Lentera.co
Ilustrasi Foto: Lentera.co

Nyess....Prabowo Mega Akhirnya Ketemu

Dalam peribahasa Jawa. Pertemuan Mega - Prabowo. "Kadyo siniram banyu wayu sewindu". Artinya bagaikan disiram air yang tersimpan sewindu. Atau delapan tahun. Air sejuk,  dari  sendang lereng Gunung Lawu. Nyess...!

Begitu kira-kira kalimat yang cocok untuk enggambarkan pertemuan dua insan anak bangsa. Megawati Soekarno Putri -  Prabowo Subianto.

Keduanya, sama- sama memiliki massa besar. Satunya mantan Presiden dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Satunya lagi, Presiden RI 2025 - 2030. Juga Ketum Gerindra. 

Padahal,sebelumnya sepertinya terasa begitu sulit. Apakah mereka berjauhan? Kita tahu kan. Mereka sama - sama di Jakarta. Jarak Jl.Teuku Umar - Jl. Kertanegara Jakarta berapa jauh?.

Kalo saja putra Soemitro Djojohadikoesoemo ini sedang di Hambalang, Bogor apakah itu jauh?. Ada jalan tol. Hanya satu jam. Sekitar 50 km saja, lho

Kapan pun tak sulit untuk bertemu. Lalu apa yang menjadikan sulit? 

Apalagi kalo bukan faktor politik. Mereka pernah dekat. Tapi pernah juga berseberangan. Jadi harus dicari momen yang benar-benar tepat.

Pertemuan keduanya, bisa dimaknai sebagai jalinan kawan lama. Kita pasti masih ingat. Semasa ada almarhum Taufik Kiemas -suami Mega, pertemanan keduanya sangat erat. Ada yang menyebut seperti dulur sinoro wedi.

Saat lelaki 74 tahun ini masih tinggal di luar negeri, Taufik Kiemas sering ngampiri. Sebuah sumber menyebut, kepulangan mantan Danjen Kopassus dari Yordania tak lepas dari jasa Gus Dur dan Taufik Kiemas. 

Mulai saat itulah relasi Prabowo dan Trah Soekarno semakin begitu erat. 

Masih ingat kan Prabowo jadi cawapresnya Megawati saat bertarung dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY?. Pemilihan presiden tahun 2004, SBY tampil sebagai pemenang. 

Lain pertemanan. Beda pula soal politik. Siapapun orangnya. Jika sudah masuk dalam dunia politik. Harus siap memasuki belantara persoalan rumit. Penuh risiko. Hrus benar-benar cermat berhitung. Untung dan ruginya.

Mega dan PDIP  dapat apa setelah pertemuan ini?. Apa pula yang diperooeh Prabowo dan Gerindra ?. 

Hubungan kedua tokoh ini diketahui mulai renggang ketika popularitas Jokowi sebagai Calon Gubernur DKI semakin berkibar. Begitulah, ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI. Lembaga - lembaga survey bahkan menempatkan Prabowo sebagai Capres terpopuler di atas Megawati.

Anda bisa melukiskan sendiri. Bagaimana perasaan Mega. Kerenggangan hubungan itu bahkan cukup lama. Keinginan Prabowo untuk bertemu Mega diketahui melalui media amat besar.

Tapi tak segera bersambut. Masyarakatpun bertanya-tanya ada apa gerangan?. Media selalu menginformasikan: belum tahu!

Maka, penantian yang  ditunggu-tunggu pun datang. Pertemuan, benar-benar terjadi. Momen yang baik. Silaturahmi di momen Idhul Fitri. Sayangnya, tertutup.

Nah, pers dinilai kecolongan. Wartawan justru memperolah info dari pihak ketiga. Ya, orang dekat Prabowo. Dia adalah, Ketua Harian DPP Gerindra dan Wakil Ketua DPR-RI, Sufmi Dasco. 

Isi pertemuan yang hakiki? "Wah saya tidak tahu. Pertemuan ini empat mata". Jadi, kecuali Mega dan Prabowo, enggak tahu apa yang dibicarakan.  

Tentu ada yang berspekulasi. "Mungkin PDIP akan merapat ke pemerintahan. Bisa jadi PDIP akan bergabung dalam KIM".

Kalau spekulasi itu benar, hampir pasti sebagian anggota PDIP dan massa pendukungnya kecewa. Mereka lebih suka PDIP konsisten. Tetap berada di luar pemerintahan. 

Anggota PDIP yang berada di tingkat elit pasti gampang maklum. Tapi di tingkat grass root ? Yah, bersiaplah. Politik tidak mengenal kawan dan lawan. Yang ada hanyalah kepentingan (*)

Penulis: Subakti Sidik, Wartawan Senior PWI, tinggal di Sukohardjo-Solo|Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera Today.
Lentera Today.