20 April 2025

Get In Touch

Kemenpar Perkuat Wisata Lewat Program Unggulan

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana saat sambutan nya dalam Opening Ceremony of UN Tourism Regional Conference on Tourism Policy in Circu
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana saat sambutan nya dalam Opening Ceremony of UN Tourism Regional Conference on Tourism Policy in Circu

JAKARTA (Lentera) -Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menegaskan peran pariwisata sebagai motor pertumbuhan ekonomi yang tangguh melalui program unggulan dan sinergi regional.

Widiyanti menyampaikan hal tersebut sejalan dengan arah kerja sama regional sesuai dengan “The 37th CAP-CSA Joint Commission Meeting”.

"Pariwisata telah membuktikan diri sebagai salah satu sektor yang paling tangguh dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global sepanjang 2024," kata Widiyanti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia menyebut, Indonesia mencatatkan 13,9 juta kunjungan wisatawan mancanegara, lebih dari 1 miliar perjalanan wisatawan nusantara, dan menciptakan lebih dari 25 juta lapangan kerja pada tahun 2024.

Menurut dia, hal ini mencerminkan kontribusi nyata sektor pariwisata terhadap perekonomian dan kesejahteraan bangsa.

Maka dari itu, melalui “The 37th CAP-CSA Joint Commission Meeting”, Indonesia berusaha mendorong kerja sama lintas negara yang saling menguatkan untuk menjadikan pariwisata motor pertumbuhan yang tangguh.

“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan pariwisata bukan hanya sebagai sumber devisa, tetapi juga sebagai kekuatan budaya, sosial, dan solidaritas global,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti.

Lebih lanjut, Kementerian Pariwisata pun berkomitmen untuk mengarahkan pembangunan pariwisata ke arah yang lebih ramah lingkungan dan berbasis masyarakat, dengan memaksimalkan 5 program unggulan.

Pertama, melalui Gerakan Wisata Bersih. Kementerian Pariwisata menekankan pentingnya keberlanjutan dan penanganan isu sampah, untuk mencegah dampak negatif yang kerugiannya bisa mencapai 3% dari devisa pariwisata.

Gerakan Wisata Bersih mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk beraksi; melalui pembentukan satuan tugas, penanganan langsung di destinasi, penanaman kesadaran, dan koordinasi sistem pengelolaan yang lebih efektif

Kedua, dengan memanfaatkan digitalisasi melalui program unggulan Tourism 5.0, yakni dengan pemanfaatan kecerdasan buatan, untuk pemasaran yang luas, terarah, dan berkualitas berorientasi wisatawan.

Ketiga, pengembangan wisata bahari, gastronomi, dan wellness melalui program Pariwisata Naik Kelas. Kementerian Pariwisata mendorong transformasi kualitas destinasi dan produk wisata, hingga sektor pariwisata secara keseluruhan.

“Pariwisata yang berkelanjutan sudah sepantasnya tidak hanya mengutamakan jumlah kunjungan, tetapi juga mengedepankan pengalaman berwisata yang bermakna dan kemakmuran bagi masyarakat,” katanya.

Selanjutnya Kementerian Pariwisata juga berkomitmen memperkenalkan Indonesia secara lebih strategis sekaligus mengoptimalkan dampak ekonomi dari penyelenggaraan event yang memiliki efek multiplier tinggi, melalui program Event dengan Intellectual Property Indonesia.

Terakhir, Kementerian Pariwisata juga terus mendorong pengembangan lebih dari 6.000 desa wisata, yang ada di seluruh Indonesia melalui pembinaan masyarakat dan penguatan kapasitas lokal.

“Pemerintah pun berkomitmen mengarahkan pembangunan pariwisata ke arah yang lebih ramah lingkungan dan berbasis masyarakat, termasuk melalui pengembangan desa wisata di berbagai penjuru Indonesia dan strategi high quality tourism yang lebih berkelanjutan,” kata Widiyanti, mengutip Antara.

Desa Wisata, menurut Menteri Pariwisata Widiyanti, memiliki peran strategis sebagai contoh konkret penerapan prinsip ekonomi sirkular, salah satu topik yang didiskusikan pada pertemuan “The 37th CAP-CSA Joint Commission Meeting”.

Desa Wisata juga menjadi ruang ideal untuk menerapkan prinsip daur ulang, pemanfaatan kembali sumber daya, serta produksi dan konsumsi berkelanjutan.

Program strategis Kementerian Pariwisata juga merupakan bentuk dukungan terhadap Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sebagai pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif.

“Mari kita optimalkan potensi sektor pariwisata sebagai pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif, melalui pemberdayaan masyarakat lokal hingga pengembangan usaha berbasis komunitas untuk membantu mengurangi kemiskinan secara berkesinambungan,” ujarnya (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.